Migrasi dari siaran televisi analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO) dinilai menjadi momentum dalam percepatan transformasi digital di Indonesia. Hal itu disampaikan Staf Khusus Menkominfo Bidang Komunikasi Politik, Philip Gobang, dalam Webinar bertajuk, ‘Ayo Beralih ke TV Digital’ yang digelar pada Selasa, 1 November 2022.
“Indonesia dibandingkan dengan beberapa negara tetangga bisa dibilang cukup terlambat, namun Presiden (Presiden Joko Widodo) ingin mendorong dan memastikan Indonesia juga mengikuti apa yang disebut dengan transformasi digital,” jelas Philip.
Philip menyampaikan, sesuai dengan arahan Presiden, transformasi digital merupakan solusi cepat dan strategis untuk membawa Indonesia menuju masa depan.
“Oleh karena itu, migrasi dari televisi analog menuju digital merupakan suatu kebutuhan dari aspek bagaimana kita mesti berdaptasi dengan perkembangan teknologi yang baru,” tambahnya.
Senada, Syafrizal ZA selaku Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri mengatakan, teknologi analog memakan ruang frekuensi yang cukup besar. Hal ini membuat lalu lintas penyiaran menjadi padat.
“Jatah ruang frekuensi analog jauh lebih besar bila dibandingkan dengan kebutuhan penyaluran teknologi digital. Situasi ini menyebabkan padatnya jagad lalu lintas penyiaran,” kata Syafrizal.
Menurutnya, ASO dapat menata ulang kerapian penggunaan spektrum dan pemanfaatan sumber daya frekuensi. Sehingga tersedia ruang frekuensi bagi perluasan dan percepatan internet di Indonesia.
Di sisi lain, Kabid Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi Dinas Kominfo, Provinsi Riau Hasmuri Hasan, mengatakan Pemerintah Provinsi Riau terus meningkatkan sosialisasi dan edukasi siaran televisi digital di wilayah Riau.
“Beberapa wilayah layanan telah terjadwal untuk menghentikan siaran TV analog dan beralih ke siaran TV digital sebelum batas akhir yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011, yaitu tanggal 2 November 2022,” kata dia.
(Indonesiatech)
Komentar