Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan, migrasi dari televisi analog ke siaran tv digital diperlukan untuk memperluas akses internet di Indonesia.
“Saudara-saudara kita di perbatasan susah sinyal, sisa frekuensi akan dialihkan untuk memperluas akses internet,” kata Staf Ahli Menteri Kominfo Rosarita Niken Widiastuti saat mengikuti sebuah webinar pada Senin (7/11).
Diberitakan sebelumnya, per 2 November 2022 Indonesia menghentikan siaran tv analog dan diubah ke siaran digital untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Kominfo menjelaskan, ASO (analog switch off) sebenarnya bukan semata peralihan teknologi siaran televisi terestrial, namun juga bagian dari penataan spektrum frekuensi, sumber daya alam terbatas yang sangat diperlukan oleh dunia telekomunikasi.
Mengutip data Kementerian Kominfo, Indonesia telah memiliki 697 stasiun televisi. Sebelum ASO berlangsung, tiap-tiap stasiun televisi membutuhkan satu frekuensi untuk siaran televisi. Siaran tv analog menghabiskan seluruh alokasi pada spektrum frekuensi 700MHz.
Sedangkan pada siaran digital, ketika nanti sudah migrasi sepenuhnya, diyakini menjadikan penggunaan spektrum lebih efisien karena satu frekuensi bisa digunakan oleh enam sampai 12 kanal. Efisiensi itu akan memberikan penghematan pada spektrum frekuensi, yang disebut dividen digital.
Setelah itu, Pemerintah berencana menggunakan digital dividen hasil ASO untuk perluasan akses internet 4G karena frekuensi 700MHz memiliki jangkauan yang luas serta memperluas jangkauan 5G dan kebencanaan.
Ketika mengatur televisi digital atau set top box, masyarakat akan diminta untuk memasukkan kode pos tempat tinggal. Masyarakat akan melihat notifikasi saat siaran televisi ketika terjadi bencana di sekitar daerah tempat tinggalnya.
Migrasi dari siaran televisi analog ke digital adalah salah satu kesepakatan di antara negara anggota International Telecommunication Union (ITU), badan PBB yang menaungi urusan teknologi informasi dan komunikasi.
(Indonesiatech)
Komentar