Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjelaskan, standup comedy (komedi tunggal) menjadi salah satu bentuk komunikasi potensial untuk promosikan isu Presidensi G20 Indonesia kepada masyarakat. Hal itu dijelaskan Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Kominfo Hasyim Gautama yang mengatakan bahwa untuk mengoptimalkan posisi Indonesia sebagai penyelenggara G20 tahun 2022, diperlukan komunikasi yang terintegrasi.
“Tentu dunia akan menyoroti kita dalam peran sebagai presidensi dan tuan rumah sehingga persiapan yang matang harus kita upayakan dengan optimal,” papar Hasyim dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (9/11).
Hasyim menjelaskan, seperti tema Presidensi G20 yakni Recover Together, Recover Stronger, gagasan terkait G20 dalam komedi tunggal adalah bentuk kolaborasi dan kontribusi bersama.
Menambahkan, Devi Rahmawati selaku Tenaga Ahli Menteri Kominfo, menjelaskan bahwa isu serius juga dapat disampaikan dengan pendekatan yang lebih santai bahkan lucu.
“Dengan adanya ketegangan dalam keseharian kita, komedi bisa lebih menarik perhatian masyarakat, setidaknya untuk mengetahui ada Presidensi G20 Indonesia,” terangnya.
Komika Vikri Rasta mengatakan, komedi adalah cara yang paling tepat untuk mengkritisi sesuatu yang harus dikritik. Karena hanya melalui komedi, seseorang yang dikritik tetap bisa menanggapinya dengan tertawa.
Meski begitu, Vikri menjelaskan, seorang komika memiliki batasan dalam diri saat berkarya. Dari setiap batasan yang diciptakan dalam berkarya ada konsekuensinya.
“Nah, setiap konsekuensi itu kembali ke diri kita masing-masing. Mau ambil konsekuensinya atau tidak,” kata Vikri.
(Indonesiatech)
Komentar