Hubungan masyarakat pemerintah atau Government Public Relation (GPR) berperan penting dalam diseminasi informasi untuk masyarakat. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menjelaskan, peran itu dapat terwujud dengan menyediakan informasi yang akurat dan faktual.
“Setidaknya telah ditemukan 10.691 isu hoaks dalam kurun waktu Agustus 2018 hingga awal November 2022. Karenanya peran Government Public Relation dalam menyediakan informasi yang akurat dan faktual bagi masyarakat menjadi krusial. GPR memiliki peran sentral dalam diseminasi informasi bagi masyarakat,” jelas Menkominfo Johnny G. Plate dalam Malam Anugerah Media Humas (AMH) 2022 di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (24/11).
Selain itu, menurut Menkominfo, GPR juga berperan sebagai jembatan komunikasi program kerja pemerintah kepada masyarakat.
“Namun di tengah cepatnya laju persebaran informasi, urgensi GPR humas pemerintah menjadi lebih besar untuk dapat menyediakan informasi yang akurat serta meluruskan misinformasi yang tersebar di masyarakat,” ujar Johnny.
Sebagai jalur sumber informasi dan komunikasi publik pemerintah, Menkominfo menyatakan GPR juga harus mampu mengedukasi dan menggerakkan masyarakat untuk memilih sumber informasi yang kredibel sebagai acuan. Lebih dari itu juga bertanggung jawab untuk mentranslasikan kebijakan dan informasi pemerintah supaya dapat tersampaikan kepada masyarakat dengan efektif dan efisien.
“Kehumasan yang berpusat pada pengalaman manusia atau humanisme menjadi penting untuk selalu dikedepankan,” terang Menkominfo.
Johnny Plate menyatakan, tantangan kehumasan ke depan akan makin beragam bahkan tak terprediksikan. Terlebih pada saat ini secara bersamaan, GPR dihadapkan dengan berbagai tantangan, seperti disrupsi teknologi digital, pandemi Covid-19 dan konflik geostrategis yang sangat dinamis.
“Namun tidak berarti tidak dapat kita atasi, tidak dapat kita lakukan, kita akan dapat lakukan dengan baik. Sebagai gambaran kita baru saja berhasil menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak nasional maupun internasional. KTT itu paling berat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya akibat dari ketegangan geopolitik,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar