Kreativitas menjadi kunci dalam pemanfaatan teknologi 5G secara optimal. Ismail selaku Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen SDPPI Kominfo) menyatakan hal itu menjadi acuan pengembangan platform maupun aplikasi atau konten lokal untuk solusi bersama dalam era digital.
“Ini merupakan persoalan industri, persoalan seluruh komponen yang terlibat, akan melibatkan banyak upaya dan diharapkan aplikasi ataupun platform dapat dimanfaatkan dan benar-benar menjadi solusi buat masyarakat,” ujar Dirjen Ismail dalam Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) 5G Summit 2022 yang berlangsung di Hotel Westin Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (24/11).
Ia berharap, kehadiran Mastel beserta seluruh elemen yang terlibat dapat membantu dan mempercepat pengembangan platform dan aplikasi di tanah air.
“Semua memerlukan diskusi yang mendalam, agar infrastruktur yang akan dibangun oleh operator telekomunikasi tidak mubazir atau terkesan sia-sia pemanfaatannya,” jelasnya.
Ismail juga menjelaskan, hadirnya teknologi 5G penting bagi konsumen dan kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu, ia mengajak generasi muda untuk berkarya demi kemajuan teknologi bangsa.
Untuk itu, ia menilai ada tiga hal utama agar percepatan penggelaran 5G di Indonesia dapat berjalan dengan efektif dan efisien, yaitu: ketersediaan spektrum frekuensi radio, modernisasi jaringan (network), dan fiberisasi.
Mengenai spektrum frekuensi radio, Dirjen Ismail mengungkap adanya kebutuhan bandwith yang sangat lebar untuk kebutuhan coverage di band frekuensi yang rendah atau kapasitas band di frekuensi medium, milimeter wave band di frekuensi tinggi untuk daerah-daerah yang membutuhkan crowd sistem atau untuk fix wireless.
Sementara berkaitan dengan, modernisasi network perlu dilakukan oleh operator seluler, karena nantinya membangun 5G dengan metode non stand alone. Artinya, para operator bisa memanfaatkan core system secara bersama-sama.
Adapun faktor penentu ketiga, adalah fiberisasi, Menurut Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo, tanpa fiber optik yang terhubung dengan baik. Meskipun demikian, Dirjen Ismail menegaskan bahwa ketiga hal itu akan sangat berkaitan dengan perencanaan yang terpadu antara masing-masing penyelenggara seluler telekomunikasi.
“Terima kasih atas inisiatif yang dilakukan Mastel pada hari ini, apabila ada masukan terkait peran pemerintah, apalagi hal terkait yang harus dilakukan pemerintah agar 5G di Indonesia dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat,” tutupnya.
(Indonesiatech)
Komentar