Perkembangan ekosistem digital saat ini diyakini dapat diandalkan untuk mendukung pemerintah dalam menciptakan perekonomian yang merata, inklusif dan berkelanjutan. Untuk itu, upaya memangkas kesenjangan digital di masyarakat dinilai sebagai sebuah kebutuhan mendesak yang harus menjadi concern semua pihak.
“Percepatan pengembangan sumber daya manusia adalah kunci untuk menciptakan ekonomi yang merata, inklusif, dan berkelanjutan,” papar President Director PT Mastercard Indonesia, Navin Jain, dalam keterangan resminya, Rabu (30/11).
Menurutnya, selama lebih dari 15 tahun Mastercard telah memanfaatkan perannya dalam ekosistem pembayaran untuk mendorong inklusi keuangan dan mempersempit kesenjangan digital secara global. Salah satunya melalui penyelenggaraan Mastercard Academy 2.0 yang telah dimulai sejak 2019 lalu.
“Ini sudah menjadi penyelenggaraan yang ketiga, yang merupakan bagian dari program Mastercard Center for Inclusive Growth, yang kami rancang untuk mengajak serta memberi pengetahuan dan keterampilan digital kepada masyarakat Indonesia di berbagai segmen,” terang Navin.
Program Mastercard Academy 2.0 ditujukan untuk mendukung agenda transformasi digital Indonesia, dan menetapkan tujuan dalam kemitraan dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk membekali 100.000 orang Indonesia dengan keterampilan yang mereka butuhkan guna meraih kesuksesan dalam ekonomi digital pada tahun 2023.
Program tersebut memiliki tiga alur kerja yang menargetkan kelompok yang berbeda-beda, yaitu pendidikan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) menggunakan kurikulum Mastercard Girls4Tech untuk anak perempuan usia sekolah, pelatihan dan sertifikasi keamanan siber untuk siswa kejuruan dan pendampingan bisnis digital bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan para profesional kelas menengah.
“Mastercard akan terus menjaga momentum dengan menyasar penerima manfaat yang lebih luas di tahun-tahun mendatang yang akan fokus mendukung UMKM Indonesia,” tutup Navin.
(Indonesiatech)
Komentar