Sektor usaha keuangan digital atau financial technology (fintech) di Indonesia diproyeksi akan tetap prospektif walaupun terjadi musim dingin usaha digital (tech winter) di wilayah Asia, yang ditandai penurunan aliran pendanaan startup digital di wilayah Asia hingga 60 persen dari tahun sebelumnya.
“Meski demikian, nilai transaksi sektor fintech Indonesia, dengan Compounded Annual Growth Rate (tingkat pertumbuhan majemuk, CAGR) sebesar 39 persen, tertinggi kedua di antara negara-negara G20,” papar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate dalam keterangan tertulisnya terkait 4th Indonesia Fintech Summit & Bulan Fintech Nasional 2022 di Yogyakarta, pada Rabu (14/12).
Menteri Johnny mengatakan, performa unggul itu menunjukkan bahwa Indonesia mampu menyikapi masa pandemi secara progresif, sebagai momentum akselerasi digitalisasi sektor jasa keuangan di Indonesia.
Ada pun proyeksi nilai transaksi sektor fintech global yang diperkirakan mencapai US$28 triliun (sekitar Rp436,4 kuadraliun) pada 2027 dan CAGR sebesar 15 persen pada 2022 hingga 2027, diyakini akan turut berdampak positif terhadap sektor fintech nasional.
“Kondisi optimistis itu turut dialami atau diproyeksikan oleh sektor fintech Indonesia. Nilai transaksi kotor atau gross transaction value sektor digital payment berada di kisaran US$266 miliar (sekitar Rp 4.145 triliun) dan diproyeksikan akan mencapai sekitar US$431 miliar (sekitar Rp 6.717 triliun) pada 2025 dengan CAGR 17 persen,” papar Menkominfo.
Untuk merealisasikan potensi tersebut, pelaku sektor fintech diharapkan perlu terus berinovasi seiring dengan perkembangan teknologi digital. Dalam hal itu, adopsi teknologi digital yang akan dilakukan membutuhkan kolaborasi multipihak, dari sektor industri, pemerintah, serta pemangku kepentingan terkait demi memastikan terwujudkan ekonomi digital nasional yang aman.
“(Teknologi digital tersebut) diadopsi oleh SDM yang cakap, dan memberikan dampak sosial ekonomi yang tepat sasaran, eksponensial, serta berkelanjutan, menuju Indonesia terkoneksi, makin digital makin maju,” pungkas Johnny.
(Indonesiatech)
Komentar