Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berkolaborasi dengan kementerian/Lembaga dan ekosistem digital untuk mendorong pelaku UMKM untuk go-digital. Tercatat, salah satu pengguna e-commerce yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi sebagai media edukasi dan bisnis adalah kaum milenial.
Hal itu dijelaskan dalam kegiatan NGOBRAS: Ngobrol Bareng Legislator yang diselenggarakan Direktorat Jendral Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Anggota DPR RI Komisi I pada Jumat, 10 Maret 2023 dengan tema “Literasi Digital Bagi Pelaku UMKM”.
NGOBRAS kali ini bertujuan masyarakat termasuk pelaku UMKM dan pengguna e-commerce dapat memahami manfaat lebih dari dunia digital terutama manfaat untuk perekonomian diri sendiri, keluarga hingga negara.
“Majunya suatu daerah dapat diukur dari pelaku UMKM, selain dari Bandara dan penerbangannya. Sebagai contoh di daerah NTT ada UMKM yang memproduksi the dari daun kelor, dengan packing yang apik kemudian dipasarkan melalui media online,” kata Anggota Komisi I DPR RI Fadhlullah dalam acar tersebut.
Menambahkan, Founder dan CEO of Bisatumbuh Chiko Maradona menjelaskan bahwa adanya potensi di dunia market, seperti 93 persen konsumen berminat untuk terus menggunakan layanan e-commerce setelah pandemi, akses oline pengguna e-commerce meningat 110 persen menjadi 4,7 jam per hari serta pasar e-commerce yang mencatatkan pertumbuhan 22 pesen yang menyentuh transaksi sebesar Rp48 triliun pada 2022.
“Kita adalah negara dengan UMKM terbesar di ASEAN yang memberikan kontribusi ke pendapatan bruto sebesar 61,97 persen atau senilai Rp85 triliun di 2020. Sayangnya hanya 21 persen yang sudah menjual online di e-commerce,” jelasnya.
DIjelaskan, pelaku UMKM menghadapi empat masalah utama yaitu menghitung kalkulasi laba rugi dengan produk yang memiliki harga kompetitif namun sesuai dengan target margin. Kedua yaitu tidak mengerti cara menjaga stock produk, ketiga kesulitan membuat simulasi kunjungan konsumen ke took, serta terakhir permasalahan mengenai data.
Pemimpin Redaksi Harian Serambi Indonesia Zainal Arifin mengatakan disrupsi digital mengubah segalanya seperti bidang kesehatan misalnya pendaftaran klinik atau rumah sakit dapat dilakukan secara online, bidang keuangan misalnya masyarakat mulai terbiasa menggunakan aplikasi banking, lalu bidang pendidikan serta bidang retail seperti contohnya kemunculan toko online dan platform e-commerce.
(Indonesiatech)
Komentar