Wilson Andrew selaku Director of External Affairs Pluang menyebutkan, investor aset kripto saat ini memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan investor saham di pasar modal. Diketahui, jumlah investor kripto di Indonesia dilaporkan tembus 16 juta pengguna yang didominasi oleh generasi muda dengan usia 20-30 tahun sebanyak 90%..
Sementara itu, jumlah investor saham di pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total jumlah investor per akhir 2022 sebanyak 10,3 juta investor.
“Pengguna aset kripto ada di atas aset saham. Padahal pasar saham sudah ada 30 tahun lebih. Malah kesalip oleh produk yang baru muncul beberapa tahun terakhir,” terang Wilson, Kamis (16/3).
Menurutnya, pertumbuhan investor kripto terjadi karena banyak masyarakat yang saat ini memiliki e-wallet dibandingkan memiliki akun bank. Di mana dengan adanya e-wallet, masyarakat bisa melakukan transaksi secara digital, termasuk berinvestasi di aset kripto.
“Tapi, itu bukan saling menjagakan. Kita lihat malah orang yang tadinya belum punya akun bank, mereka punya e-wallet. Jadi saling melengkapi,” tambahnya.
Hal ini, menurut Wilson, menandakan adanya inklusi keuangan yang meningkat setiap tahunnya. Meski memang tak dipungkiri bahwa tingkat inklusi keuangan belum mampu mengejar tingkat literasi keuangan.
“Cara gampangnya misalnya 50% tingkat inklusi keuangan. Berarti kalau ada 12 orang, sebanyak 8 orang sudah memiliki akses produk investasi, tapi ternyata hanya 50% atau 6 orang yang memiliki pemahaman dan keterampilan cukup mengenai produknya,” paparnya.
(Indonesiatech)
Komentar