Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan mencatat, setidaknya terdapat 23,9 triliun transaksi kripto sepanjang bulan Januari sampai Februari 2023.
Jumlah itu meingkat dari rata-rata transaksi kripto per bulan tahun lalu. Selain itu, tercatat sebanyak133.000 pelanggan baru hingga saat ini sebanyak 17 juta pelanggan aktif kripto.
“Dapat disimpulkan pelanggannya bertambah meluas namun nilai transaksi perlahan turun,” jelas Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko, Jakarta Pusat, Jumat (31/3).
Didid juga memprediksi, perdagangan kripto masih dalam musim ‘winter’ pada tahun ini. Sehingga masih belum bisa bangkit kembali. Meski begitu,mengatakan kemungkinan tidak akan turun lebih rendah dari total transaksi 2022.
“Tahun 2023 tidak akan turun tapi untuk naik juga sangat sulit. Kemungkinan ini akan reborn tahun 2024, kalau pondasinya lebih baik,” terangnya.
Saat ini, perdagangan kripto tengah mengalami winter season, hal itu menjadi alasan bagi Bappebti untuk mengevaluasi ulang regulasi perdagangan kripto di Indonesia. Didid mengungkapkan, ada pedagang yang sangat aktif, ada yang pasif, bahkan ada yang sama sekali tidak aktif bertransaksi.
“Jadi kalau memang dalam sebulan enggak transaksi kenapa tidak kami cabut kembali izinnya. Mungkin ada pengecualian bagi yang baru. Ini yang sedang kami evaluasi,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar