Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus tingkatkan literasi digital nasional. Karena penggunaan internet bukan saja memudahkan, tetapi juga menimbulkan berbagai ancaman baru, salah satunya phishing.
Phising adalah upaya penipuan dengan teknik pengelabuan data, seperti data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening).
Phishing berasal dari kata “Fishing” dalam bahasa Inggris yang berarti memancing. Kegiatan phising memang bertujuan memancing orang untuk memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari.
“Masifnya penggunaan internet juga membawa berbagai risiko seperti penipuan online, cyber bullying, hoaks, dan konten-konten negatif lainnya. Karena itu, harus diimbangi oleh kapasitas literasi digital yang mumpuni,” ujar Semuel Abrijani Pangerapan selaku Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, saat menjadi keynote speaker pada Coaching Clinic bersama Siberkreasi “Awas Phishing Bikin Pusing”, Jakarta, Selasa (28/03).
Menurut Semuel, ada dua alasan perlunya meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia. Pertama, survei nasional literasi digital Kominfo mencatat bahwa indeks literasi masyarakat digital Indonesia masih 3,49 dari skala 5.
“Artinya masih di kategori sedang, belum kategori baik. Perlu kita tingkatkan bersama meningkatkan literasi digital nasional,” ujar Semuel.
Alasan kedua, kejahatan siber seperti phishing semakin marak. Laporan The International Criminal Police Organization (Interpol) menyebutkan bahwa Indonesia menjadi target phishing tertinggi di ASEAN selama semester I 2019.
Bahkan, Indonesia Anti Phishing Data Exchange (IDADX) mencatat, hingga 30 September 2022, terdapat 34.622 laporan tren phishing (pengelabuan) domain id dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yang dikumpulkan pada dashboard IDADX.
Adapun berbagai pelatihan literasi digital yang telah dan sedang dijalankan yaitu kecapakan digital, budaya digital, dan keamanan digital.
“Hingga 2021 lalu, program literasi digital ini telah menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat di 514 kabupaten/kota di 34 provinsi,” jelas Semuel.
(Indonesiatech)
Komentar