Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang telah menggelar pelatihan keamanan digital di Universitas Widyagama Malang selama dua hari, 8 dan 9 April 2023. Kegiatan dihadiri masyarakat umum, mahasiswa dan jurnalis.
AJI Malang berharap pelatihan ini menambah pengetahuan cara menjaga aset digital agar tetap aman. Selain itu, AJI Malang juga mendorong peserta yang mengikuti pelatihan memiliki tanggungjawab untuk berbagi ilmunya ke orang terdekat.
Zulkarnain selaku Ketua Prodi Ilmu Hukum Universitas Widyagama Malang menyatakan, perlindungan data pribadi merupakan salah satu hak asasi manusia yang menjadi bagian dari perlindungan pribadi.
“Hukum melindungi agar orang tidak tersesatkan.Cyber crime adalah kejahatan konvensional yang dilakukan dengan modus modern. Sehingga penegakan hukumnya harus menggunakan kombinasi antara UU ITE dan UU lainnya yang terkait,” terangnya
Berdasarkan Pasal 15 UU ITE, penyelenggara sistem elektronik harus menyelenggarakan sistem elektronik secara andal dan aman serta bertanggungjawab terhadap beroperasinya sistem elektronik sebagaimana mestinya.
Perwakilan AJI Malang, Asad Arifin menjelaskan, di era digital dan internet saat ini, tidak menjamin semua perangkat yang digunakan aman.
“Di dunia digital tidak semuanya aman, jadi yang bisa kita lakukan adalah membentengi diri dengan keterampilan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, penting sekali pengetahuan mengamankan akun maupun identitas digital di era serba internet seperti saat ini.
Asad berbagi tips bagaiman caranya menjaga keamanan digital. Beberapa hal yang perlu dilakukan seseorang agar keamanan digitalnya terjamin antara lain, tidak menggunakan wifi publik, terutama ketika hendak melakukan transaksi keuangan. Penggunaan wifi publik berpotensi diretas oleh pihak yang mengendalikan wifi tersebut.
Ia juga menyarankan agar tidak sembarangan menggunakan USB. Pasalnya, USB publik bisa dijadikan medium mentransmisikan data yang ada di gawai.
Upaya lain yang bisa dilakukan untuk mengamankan aset digital adalah membuat kata kunci atau password yang kuat. Penggunaan browser tertentu juga sebaiknya dihindari karena berdasarkan pengalamannya, Asad menemukan sejumlah browser yang kurang aman digunakan.
“Sebaiknya juga jangan terlalu mengumbar diri. Lindungi identitas pribadi yang tidak perlu diketahui orang lain. Dalam pelatihan ini, kami juga belajar bersama tentang manajemen liputan berisiko. Kami belajar mengirim pesan yang terenkripsi. Pesan tersebut hanya diketahui oleh pengirim dan penerima, sehingga meminimalisir kebocoran,” ungkapnya.
(Indonesiatech)
Komentar