Raksasa e-commerce China, JD.com, dikabarkan telah mengakuisisi saham mayoritas Tokopedia. Rumor soal akuisisi ini sudah berembus sejak Mei 2017, tetapi belum dibenarkan secara resmi oleh kedua pihak yang bersangkutan.
Selain JD.com, Alibaba yang juga merupakan raksasa e-commerce China sempat diisukan berencana mengakuisisi perusahaan marketplace ini. Nilai yang disiapkan Alibaba tak tanggung-tanggung, dikatakan mencapai 500 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,6 triliun. Lagi-lagi kabar itu mengambang tanpa ada kejelasan benar atau tidaknya.
Terkait akuisisi JD.com ke Tokopedia, dikutip dari KompasTekno yang telah mencoba menghubungi CEO sekaligus pendiri Tokopedia, William Tanuwijaya, pada Senin (7/8/2017) pagi. Namun, hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan yang diberikan. Perwakilan JD.com juga telah dimintai keterangan tetapi tidak merespons.
Alibaba sendiri sudah lebih dulu mengakuisisi Lazada yang juga merupakan pemain besar di industri e-commerce Tanah Air. Jika melihat peta bisnis, sangat masuk akal JD.com berminat mencaplok Tokopedia.
Pasalnya, startup ini merupakan e-commerce terbesar di Indonesia dan bahkan masuk jejeran startup unicorn se-Asia Tenggara.
Alibaba sudah punya “pegangan” Lazada, maka JD.com perlu “pegangan” yang kuat pula sebagai amunisi untuk menghadapi kompetisi yang sengit, sebagaimana dihimpun dari KompasTekno dan DailySocial.
Jika Alibaba sampai memegang Lazada dan Tokopedia, maka JD.com akan sulit punya posisi strategis di peta e-commerce Tanah Air.
Tokopedia terakhir kali menerima pendanaan pada 2014 lalu dari Softbank Japan dan Sequoia Capital senilai 100 juta dollar AS atau Rp 1,3 triliun. Sementara itu, JD.com telah beroperasi di Indonesia sejak akhir 2015 lalu dengan nama JD.id.
Update: CEO Tokopedia William Tanuwijaya sudah memberikan tanggapan. Menurutnya, Tokopedia memiliki kebijakan untuk tidak memberikan komentar terhadap spekulasi pasar dan rumor, termasuk kabar akuisisi oleh JD.com ini.
Artikel asli dari Kompas Tekno