Alibaba sedang melipatgandakan taruhannya di kawasan Asia Tenggara setelah mengumumkan untuk menaikkan investasinya ke perusahaan e-commerce Lazada sebesar USD 1 miliar. Nilai saham yang dipegang Alibaba sebelumnya 51 persen menjadi 83 persen.
Dua Investasi Besar Alibaba
Perusahaan asal negeri Cina ini telah membuat investasi awal sejumlah USD 1 miliar pada bulan April 2016 dengan valuasi sebesar USD 1,5 miliar. Investasi kedua dilakukan saat valuasi Lazada sebesar USD 3,15 miliar. Alibaba nampaknya membeli saham dari penyokong awalnya, meliputi Rocket Internet, penguasa dari Singapura yang mendanai Temasek dan Lazada.
“Valuasi tersebut merupakan peningkatan yang cukup signifikan dan secara keseluruhan menunjukkan performa dan traksi yang Lazada telah lalui. Hal ini juga menunjukkan Alibaba tetap melanjutkan hal yang sangat positif, yaitu dengan menggandakan investasi dan melihat potensi di wilayah Asia Tenggara,” ujar CEO Lazada, Max Bittner saat sebuah wawancara dengan tim TechCrunch.
Bittner menolak untuk menunjukkan gambaran finansial bisnis secara spesifik. Tetapi, ia berkata bahwa “perkembangan besar” sejak investasi pertama Lazada telah menambah lebih dari 100.000 penjual dengan lebih dari 80 juta SKU yang tersedia untuk pelanggan.
Perkembangan Lazada
Didirikan oleh Rocket Internet pada tahun 2012, Lazada kini telah melayani enam negara di Asia Tenggara. Fokus utamanya adalah pada perdagangan online, tetapi tahun lalu telah ekspan ke bidang e-groceries setelah melakukan akuisisi pada perusahaan Singapura, Redmart.
Lazada juga meluncurkan fitur seperti Amazon Prime, yaitu Liveup, melalui kerjasamanya dengan pihak Uber dan Netflix dalam upaya melawan Amazon, yang membuat Amazon berencana masuk ke Asia Tenggara sebelum akhir tahun ini.
Potensi Pasar di Asia Tenggara
Asia Tenggara, wilayah yang terus-menerus diabaikan dibandingkan dengan India atau Cina yang pertumbuhan ekonominya lebih besar, telah mulai menarik perhatian pada pasar yang prima untuk pertumbuhan layanan internet.
Sebuah laporan pada tahun 2016 yang ditulis oleh Google meramalkan bahwa e-commerce pada region ini masih pada jalur pertumbuhan mencapai USD 88 miliar per tahun pada tahun 2025, dari nilai USD 5,5 miliar pada tahun 2015, seiring akses internet yang berkembang semakin luas berkat perkembangan penjualan smartphone. Namun sekarang realitanya, menurut Alibaba dan Lazada, hanya ada tiga persen penjual yang menggunakan fasilitas online ini.
Potensi pertumbuhan tersebut telah membuat region ini menjadi salah satu taruhan bagi Alibaba untuk memperluas pemasukannya dan mengurangi ketergantungan bisnisnya di negeri Cina. Sementara perusahaan tersebut sedang mempredikisi pertumbuhan pendapatan yang signifikan pada tahun finansialnya sekarang, hal ini juga melindungi taruhan tersebut pada pasar negara berkembang, dimana juga merupakan suatu investasi yang signifikan pada Paytm dan Snapdeal di negara India.
“Pasar e-commerce pada region ini masih relatif belum disentuh, dan kami melihat setiap hal positif yang dapat meningkatkan trajektori ke depan kami. Kami akan melanjutkan untuk memberikan sumber daya untuk bekerja di Asia Tenggara melalui Lazada untuk menangkap kesempatan berkembang ini,” tambah Daniel Zhang, CEO Alibaba Group.
Langkah Berikut Lazada
Grab dan Uber telah ekspansi ke Myanmar dengan anggapan pindah ke negara di Asia Tenggara yang kurang terkenal. Bittner menolak untuk mengatakan apakah Lazada akan mengikuti jejak mereka.
Negara tersebut belum meluncurkan pasar baru dalam tiga tahun belakangan, tetapi juga ia berkata hal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk membuka peluang baru tersebut.
Bittner menolak untuk berkomentar bagaimana Alibaba membiayai Lazada. Ia mengatakan bahwa perusahaan tersebut didanai cukup untuk mengalahkan rivalnya seperti Shopee, sebuah startup yang didanai Sea, perusahaan teknologi dengan valuasi tertinggi di Asia Tenggara.
“Dalam perbandingan dengan kompetitor kami, yang tertarik untuk memberitahu semua orang tentang seberapa besarnya GMV (Gross Merchandise Value) mereka, kami tidak butuh untuk mengumumkan seberapa besar dana yang sudah kami raih,” katanya. [sumber]