Tak semua startup bisa mengembangkan kegiatan usahanya dengan pendanaan sendiri. Banyak di antara startup yang malah coba menarik investor dari luar untuk bisa berkolaborasi mengembangkan dan menumbuhkan usaha yang sedang dirintisnya. Investor pada industri digital memang pada dasarnya adalah pihak yang akan membantu menyuntikkan dana pada startup.
Namun ternyata bukan hanya modal yang diberikan para investor ini, lebih jauh mereka juga membantu pengembangan usaha melalui transfer ilmu, skill, hingga jaringan yang dimilikinya. Berikut beberapa investor yang terhitung pernah terlibat dalam pendanaan startup di Indonesia.
1. East Ventures
Investor pertama yang seringkali terlibat dalam pendanaan beberapa startup di Indonesia adalah East Ventures. Perusahaan VC (Venture Capitals) yang didirikan oleh Batara Eto, Willson Cuaca, dan Chandra Tjan ini tercatat telah berinvestasi pada beberapa jenis startup yang beragam mulai dari e-commerce, game, media, hingga startup pendidikan.
Beberapa startup yang pernah disuntik dana oleh East Ventures adalah Tokopedia, AppsFoundry, PriceArea, Nightspade, Talenta, BerryKitchen, Berrybenka, Bilna, Traveloka, Livaza, Kudo serta Otten Coffee.
2. Ideosource
Dengan fokusnya pada sektor media dan e-commerce, Idesource tercatat telah melakukan investasi pada beberapa startup seperti eEvent, Female Daily Network, Orori, TouchTen, Saqina dan Kark.
Lembaga pendanaan yang didirikan Andi S Boediman dan Edward Ismawan Chamdani ini memang cukup kompeten karena di dalamnya ada orang-orang yang berpengaruh di dunia teknologi, media dan industri telekomunikasi di Indonesia. Sampai sejauh ini Idesource masih memfokuskan diri pada pendanaan startup tahap awal hingga series A.
3. Cyber Agent Ventures (CAV)
Perusahaan investor startup berikutnya berasal dari Jepang bernama Cyber Agent Ventures (CAV). Sejak tahun 2011, CAV memang diketahui telah menggelontorkan dananya pada beberapa starup seperti Touchten, Tokopedia, Kurio, HarukaEdu, Bilna dan VIP Plaza.
Perusahaan yang dikelola oleh Steven Vanada dan Takahiro Suzuki sebagai General Manager serta Oswin Liandow sebagai Investsment Manager ini seringkali tertarik berinvestasi pada startup di bidang e-commerce, termasuk startup dengan potensi pasar yang besar dan mengedepankan growth perusahaan.
4. Gree Ventures
Perusahaan investasi asal Jepang berikutnya yang tertarik pada startup adalah Gree Ventures. Perusahaan yang dikelola oleh Managing Partner Naoki Aoyag ini biasanya berinvestasi pada perusahaan industri internet, dan mobile berupa e-commerce fashion dan advertisements.
Selain e-commerce, mereka umumnya juga tertarik berinvestasi pada startup yang bergerak di bidang payment gateway. Pada pola investasinya, mereka akan mengucurkan dana Pre-Series A hingga putaran pendanaan Seri A. Dengan dana rata-rata US$ 50 juta, Green Ventures tercatat telah berinvestasi pada beberapa startup di Jepang dan Indonesia seperti PriceArea, Urbanindo, Luxola, Bukalapak, Berrybenka dan Kudo.
5. Transcosmos
Sebagai investor dan mitra bisnis lokal, perusahaan Transcosmos terhitung aktif melakukan ekspansi ke pasar Jepang dan Asia dengan menawarkan joint venture, pembangunan infrastruktur, hubungan strategis dan lokalisasi untuk perusahaan di sektor teknologi AS. Transcosmos fokus dan mengkhususkan diri dalam investasi digital, e-commerce dan media digital pada putaran seri A dan B. Beberapa startup yang pernah dibantu Transcosmos adalah Luxola dan BerryBenka.
6. Rebright Partners
Di bawah pimpinan Takeshi Ebihara, Rebright Partners memfokuskan diri pada pendanaan awal startup dibidang e-commerce, social commerce, restoran dan baru-baru ini di media online. Perusahaan Venture Capital yang didirikan di Tokyo dengan basis di Singapura dan Jepang tercatat telah melakukan investasi pada Qraved, Indotrading dan MalesBanget (MBDC Media).
7. Golden Gate Ventures
Perusahaan investasi yang didirikan tahun 2011 oleh Vinnie Lauria, Jeffrey Paine, dan Paul Bragiel ini tercatat telah berivestasi pada startup Bilna, Alodokter dan IndoTrading. Dengan basis di Singapura, Golden Gate Ventures memberikan dana untuk seed funding hingga Seri A.
8. ANGIN
Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) merupakan program dari Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) dengan fokus bertumpu pada mendukung pertumbuhan startup tahap awal dalam bentuk pemberian pendanaan dan mentoring.
Dengan dana yang bisa mencapai Rp 1,5 miliar, organisasi nirlaba yang didirikan tahun 2012 ini menjadi jaringan angel investment resmi pertama di Indonesia. Beberapa startup yang pernah dibantu ANGIN adalah Berrry Kitchen, Margarite Nougat serta Kakoa Chocolate.
9. Aucfan
Meskipun tercatat sebagai perusahaan yang menyediakan semua data harga e-commerce di Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang, Aucfan juga ikut berpartisipasi aktif dalam lanskap e-commerce di Indonesia, baik segmen B2B maupun C2C. Beberapa startup yang pernah diberikan investasi oleh perusahaan asal Jepang ini adalah Bukalapak dan Indotrading.
10. Convergence Ventures
Convergence Ventures adalah VC yang dikelola oleh Manging Partner Adrian Li dan Partner Donald Widhardja dengan fokus pada pendanaan tahap awal khusus startup di Indonesia. Perusahaan ini tercatat telah berinvestasi pada startup Indotrading, Qraved, MalesBanget, dan Female Daily Network.
11. EMTEK Groups
Terakhir, perusahaan investasi startup adalah EMTEK Groups. EMTEK merupakan grup konglomerasi media Indonesia yang juga merupakan holding company dari Lakupon, NexMedia, SCTV, Indosiar, dan O Channel. Dengan fokus pada pendanaan seri A, EMTEK Groups tercatat telah berinvestasi pada Bobobobo, Rumah, Karir, Artoncode dan Bukalapak.