Untuk mendeteksi Covid-19, selama ini cara yang dilakukan adalah dengan melakukan rapid test atau pun swab test PCR. Saat ini ada tim peneliti dari Utah, Amerika Serikat, yang sedang mengembangkan sensor pada ponsel cerdas untuk dapat mendeteksi apakah penggunanya terjangkit virus corona.
Sensor ini dapat memberi tahu dalam 60 detik apakah penggunanya terinfeksi atau tidak. Nantinya harga yang akan ditawarkan ke publik ialah sekitar Rp810.000,00 dan akan tersedia dalam waktu tiga bulan.
Profesor Massood Tabib-Azar, pimpinan pengembangan sensor tersebut, mengatakan bahwa sensor itu pada awalnya dikembankan untuk memerangi virus Zika. Virus ini dapat menyebar melalui perantara gigitan nyamuk, terutama spesies Aedes aegypti.
“Kami memulai proyek ini sekitar 12 bulan yang lalu, dan ide utamanya adalah untuk memungkinkan orang memiliki sensor pribadi mereka untuk mendeteksi Zika di tempat-tempat yang mereka kunjungi.” -Profesor Massood Tabib-Azar
Bagaimana sensor ini bekerja?
Para peneliti ini mengatakan jika seseorang bernapas, batuk, bersin, atau meniup sensor, itu akan dapat mengetahui apakah seseorang terinfeksi COVID-19. Cara lain yang dapat dilakukan ialah dengan menggunakan swab dan menempatkannya ke sensor.
Jika virus terdeteksi, untaian DNA dalam sensor akan mengikat protein virus dan hambatan listrik diukur dalam perangkat, menandakan hasil positif. Hasilnya kemudian akan ditampilkan pada ponsel cerdas Anda dalam waktu 60 detik.
”Ini memicu hambatan listrik menandakan hasil positif. Ini juga berfungsi pada permukaan dengan menggunakan swab dan menempatkannya di sensor. Sensor akan berubah warna atau secara visual menunjukkan keberadaan Covid-19 sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang,” kata Tabib-Azar.
Sensor ini akan dapat digunakan kembali, karena sampel sebelumnya dapat dihancurkan dengan arus listrik kecil yang memanaskan dan memecah virus.