Perusahaan rintisan Ula yang merupakan aplikasi marketplace bagi UMKM, baru saja memperoleh pendanaan tahap awal sebesar US$10,5 juta atau setara Rp148 miliar. Pendanaan ini dipimpin oleh Sequoia India dan Lightspeed India.
Investor lain berpartisipasi dalam pendanaan putaran pertama ini ialah SDMV, Quona Capital, Saison Capital, Alter Global, serta Rahul Mehta dan Udaan.
Ula yang diluncurkan pada Januari 2020 lalu merupakan e-commerce marketplace B2B multi-kategori yang menyediakan produk dan modal usaha untuk pemilik UMKM. Dengan menggabungkan teknologi, peralatan ritel modern dengan biaya yang rendah, Ula dapat memberikan varian produk dengan harga yang terjangkau.
Pelaku usaha ritel di Indonesia, sama seperti di Asia pada umumnya, masih didominasi oleh ritel tradisional. Para pemilik toko kelontong ini tahu cara menjalankan bisnis mereka dengan cara yang hemat biaya. Namun mereka masih menghadapi tantangan dalam memperoleh modal usaha dan sumber persediaan.
“Toko kelontong mungkin perlu mendapatkan persediaan barang dari sumber grosir atau distributor berbeda yang jumlahnya mencapai 50 setiap minggunya, dan kadang memesan dalam jumlah besar untuk mendapatkan harga yang lebih baik, bahkan ketika mereka tidak membutuhkan jumlah besar seperti itu,” kata Derry Sakti, co-founder Ula.
Kini Ula memprioritaskan bisnisnya pada sektor FMCG (fast moving consumer goods) dan sembako yang merupakan sektor paling mendasar. Terlebih dalam kondisi pandemi ini, banyak rantai pasok tradisional yang terkendala.
“70-80% pelaku usaha ritel di negara berkembang seperti Indonesia harus menghadapi kondisi rantai pasok, stok barang, dan modal usaha yang tidak efisien. Ula memiliki tim yang sangat berpengalaman dari berbagai perusahaan e-commerce, retail dan fintech terkemuka, baik di dalam maupun di luar negeri, dan kami sangat senang untuk dapat menjadi mitra mereka sejak dini di awal perjalanan ini,” tutur Abheek Anand, Managing Director, Sequoia India.
Ula saat ini masih dalam versi private beta dan sebagian besar beroperasi di area Jawa Timur. Selama setahun ke depan, Ula berencana untuk memperluas operasinya ke seluruh Jawa dan menambah kategori produk seperti pakaian dan elektronik.
Sejak diluncurkan, Ula menyebutkan bahwa bisnisnya sudah tumbuh sebesar 10 kali lipat. Meski berada dalam kondisi pandemi, Ula mengungkapkan bahwa pada bulan Mei lalu banyak toko yang membeli dalam jumlah lebih besar dibanding pembelian yang mereka lakukan pada awal tahun.
(Indonesiatech)