Jumlah pemberi pinjaman (lender) asing yang menyalurkan pinjaman melalui fintech peer to peer (P2P lending) pada bulan April 2020 tercatat mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah rekening lender asing pada bulan April 2020 jumlahnya mencapai 3.837 rekening.
Tumbur Pardede, Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), mengatakan bahwa kemudahan berinvestasi sebagai lender melalui platform P2P menjadi salah satu alasan pasar P2P lending Indonesia banyak dilirik lender asing.
“Tenor pinjaman yang pendek (turnover tinggi), tingkat bunga pinjaman yang menarik, tingkat NPL yang terjaga yang sesuai dengan tingkat bunga pinjaman dan tingkat risiko pinjaman. Juga potensi pasar pinjaman P2P lending yang sangat besar secara nasional yang masih belum tergarap utamanya segmen masyarakat yang berkategori unbankable and underserved,” ujar Tumbur.
Jika dilihat secara makro, Indonesia dengan jumlah penduduk yang banyak dan memiliki sumber daya melimpah menjadi pasar potensial bagi investor asing.
“Itu merupakan suatu kue atau pasar yang potensial bagi Investor asing. Kondisi politik yang stabil, kondisi ekonomi yang cukup baik yang ditunjang oleh perangkat peraturan perundang-undangan yang baik serta hal-hal makro lainnya,” ujar Tumbur, dilansir dari Kontan.
Secara mikro, perkembangan industri P2P lending di Indonesia sudah memasuki tahun ke-4. Pada tahap ini, jumlah penyelenggara terus bertambah dan juga telah mendapat banyak dukungan dari pihak regulator dan pemerintah.
“Khusus terkait hal teknologi, oleh karena P2PL adalah berbasis teknologi dan big data, sehingga usia industri ini sudah memasuki tahun ke-4, maka kemampuan mesin kecerdasan buatan yang ada pada setiap platform P2PL semakin cerdas dan semakin baik dalam memitigasi risiko bagi pihak lender,” jelas Tumbur.
Meski berada di tengah pandemi Covid-19, industri P2P lending Indonesia tetap bertahan dan cenderung mengalami peningkatan jika dibanding dengan tahun sebelumnya.
Pada bulan April 2020, OJK mencatat akumulasi penyaluran pinjaman mencapai Rp106,06 triliun, jumlah ini bertambah 186,54% year on year (yoy).
Jumlah outstanding pinjaman pun mengalami pertumbuhan sebesar 67,25% yoy, besarannya pada bulan April 2020 mencapai Rp 13,75 triliun. Pinjaman ini disalurkan melalui 161 penyelenggara P2P lending Indonesia.
(Indonesiatech)