Investasi dalam bentuk pinjaman atau peer to peer (P2P) lending kini semakin diminati. Perusahan rintisan khusus teknologi finansial yang bergerak pada bidang ini pun semakin bertambah jumlahnya. Para pemberi pinjaman (lender) asing ini menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman bagi pelaku UMKM di Indonesia.
Per April 2020 ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terdapat 1.028 pemberi pinjaman yang berasal dari luar negeri, dengan total outstanding pinjaman yang disalurkan mencapai Rp4,68 triliun. Pinjaman ini disalurkan melalui 161 penyelenggara P2P lending di Indonesia. Dari 161 penyelenggara, 25 diantaranya sudah memiliki izin OJK, sementara 136 sisanya masih berstatus terdaftar.
Berdasarkan catatan OJK, total outstanding pinjaman P2P lending hingga April 2020 besarannya mencapai Rp13,75 triliun. Nilai ini mengalami peningakatan sebesar 67,27% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar Rp8,22 triliun.
Perusahaan finansial teknologi Modalku mencatat terdapat 2,5% lender asing yang berinvestasi pada platform mereka. Prosentase tersebut masih kecil lantara Modalku masih fokus untuk bersosialisasi pada masyarakat Indonesia dengan mengedepankan nilai gotong royong.
Reynold Wijaya, co-founder dan CEO Modalku, mengatakan bahwa perkembangan teknologi dan kemudahan akses membuat pemberi pinjaman tertarik untuk mendanai UMKM Indonesia yang berada di luar negeri.
“Modalku beroperasi di Singapura dan Malaysia atas nama Funding Societies, lender yang ingin diversifikasi dan berkontribusi untuk UMKM di Indonesia dapat berpartisipasi selama memiliki akun di pemberi pinjaman Modalku untuk negara Indonesia. Ketika memasuki aplikasi Modalku, akun lender akan terbagi sesuai negara yang akan dituju untuk menyalurkan pinjaman,” jelas Reynold, dilansir dari Kontan.
Startup yang telah berizin di OJK ini telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 15,19 triliun kepada pelaku UMKM Indonesia. Jumlah tersebut disalurkan melalui 2,35 juta transaksi pinjaman.
Reynold melihat investor asing tertarik untuk menanamkan dana di Indonesia atas dasar kepercayaan dan diversifikasi portofolio untuk lender Modalku yang telah memiliki izin operasi di Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Bunga yang ditawarkan di Indonesia pun lebih bervariatif karena ada jangkauan produk yang lebih luas.
Sekar Putih Djarot, juru bicara OJK, mengatakan bahwa lender asing mau masuk karena pasar Indonesia masih menarik. Selain itu industri teknologi finansial P2P lending Indonesia juga masih berkembang seiring dengan dengan potensi peminjam yang besar.