Pandemi Covid-19 telah mengguncang banyak sektor bisnis di seluruh dunia. Airlangga Hartanto, Menteri Koodirnator Bidang Perekonomian, mengatakan bahwa ektor yang disebut merasakan dampak paling parah pandemi ialah sektor pariwisata. Setelah parriwisata, sektor yang paling parah terdampak pandemi berikutnya ialah restoran, sarana umum, transportasi, dan ritel.
Startup penyedia layanan penjualan paket tour ke luar negeri, Travelindo, mengatakan bahwa pandemi Covid-19 membuat bisnisnya mengalami penurunan hingga 100% selama empat bulan terakhir.
“Oleh karna memang tour Travelindo lebih banyak destinasi ke luar negeri, sales kami drop 100% selama 4 bulan terakhir. Selain negara tujuan masih tutup untuk tourist, ada keraguan juga oleh traveller dari Indonesia untuk keluar negeri,” kata Razi, CEO Travelindo.
Banyak negara yang masih membatasi masuknya wisatawan asing, hal ini yang membuat dalam 4 bulan terakhir ini Travelindo belum menjual paket tour. Selain itu, Travelindo juga masih menunggu informasi terkait aturan new normal dari negara terkait bagi wisatawan dari Indonesia.
Razi mengungkapkan bahwa Travelindo sudah menyiapkan strategi menghadapi masa transisi, yaitu dengan menyediakan paket tour ke beberapa negara untuk libur akhir tahun. Namun hal ini kembali menunggu kelanjutan informasi dari negara destinasinya.
Travelindo kini tengah fokus untuk berjuang menghadapi krisis global yang belum diketahui kapan berakhirnya. Maka dari itu Razi mengatakan bahwa Travelindo belum memiliki rencana untuk melakukan ekspansi. Travelindo memasarkan produknya 98% secara online, maka dari itu keberadaan satu kantor utama dirasa cukup untuk menjangkau seluruh Indonesia.
Strategi bisnis pasca pandemi lainnya juga telah disiapkan oleh Travelindo. Ke depannya Travelindo akan mengalokasikan dana lebih untuk mempromosikan tour ke beberapa negara yang menangani kasus Covid-19 dengan baik seperti Selandia Baru dan Vietnam.
(Indonesiatech)