• About
  • Contact
  • Advertise
  • Privacy Policy
Kabar Terbaru dari Dunia Teknologi dan Startup Indonesia
  • Startup
  • Market
  • investor
  • Kripto
  • Gadget
  • Fintech
  • Kebijakan
  • E-sport
  • Opini
No Result
View All Result
  • Startup
  • Market
  • investor
  • Kripto
  • Gadget
  • Fintech
  • Kebijakan
  • E-sport
  • Opini
No Result
View All Result
Kabar Terbaru dari Dunia Teknologi dan Startup Indonesia
No Result
View All Result
Home Gadget

Netizen Ramai-ramai Ajak Uninstall TikTok, Ada Apa?

Senin - 6 Juli, 2020
0 0
Netizen Ramai-ramai Ajak Uninstall TikTok, Ada Apa?

Ilustrasi aplikasi TikTok | Foto: memeburn.com

Share on FacebookShare on Twitter

Aplikasi media sosial berbasis video, TikTok, tak henti-hentinya menjadi topik perbincangan masyarakat sehari-hari. Mulai dari membicarakan video yang viral hingga membicarakan kecurigaan bahwa TikTok mengumpulkan data penggunanya.

Praktik pengumpulan data memang lazim dilakukan oleh platform media sosial mana pun. Bahkan hal ini tercantum dalam syarat dan ketentuan (terms of condition) yang dapat dibaca pengguna saat memasang (install) aplikasi pada handphone.

ArtikelTerkait

Investor Hendak Ambil Alih, TikTok Dihargai Rp 732 Triliun

Tekanan dari AS Meningkat, Kepala AI ByteDance Tinggalkan Perusahaan

Startup Kopi Tiongkok yang Hobi Bakar Uang Ini Terjerat Skandal

Perbincangan terkait kecurigaan pada aplikasi TikTok ini semakin menguat saat ada netizen yang membahas melalui akun twitternya. Akun bernama @SoundOfYogi pada tanggal 1 Juli 2020 yang lalu memulai rangkaian twitnya yang menyarankan orang untuk uninstall aplikasi TikTok pada handphone­-nya masing-masing.

 

PLEASE UNINSTALL TIKTOK

— A Thread —

— Yogi Natasukma (@SoundOfYogi) July 1, 2020

Menurut Yogi, meski mengumpulkan data merupakan hal yang lazim dilakukan platform media sosial, data yang dikumpulkan oleh TikTok ternyata lebih banyak dari aplikasi media sosial lainnya. Seperti misalnya, tipe CPU, aplikasi lain yang dipasang pada perangkat yang sama, dan lokasi pengguna setiap 30 detik.

Aplikasi ini bahkan disebut sebagai malware dalam rangkaian twit tersebut. Yogi menuliskan bahwa TikTok memiliki kode program (snippets code) yang membuat aplikasi ini dapat mengundih file zip, lalu di-unzip, dan menjalankan file biner yang telah diunduh.

Ternyata kecurigaan pada aplikasi yang dikembangkan oleh startup Tiongkok ByteDance, ini sudah pernah dibuktikan oleh Penetrum, sebuah perusahaan keamanan siber. Dalam laporannya, Penetrum menyebutkabn bahwa sebanyak 37.70% alamat IP dikenal yang terhubung ke TikTok yang ditemukan di dalam kode sumber APK terhubung ke Alibaba.com.

Pada Juli 2019 lalu, server Alibaba sempat diretas dan mengakibatkan kebocoran data lebih dari 899 GB. Anurag Sen, Head of Research dari Safety Detective, yang melakukan investigasi kebocoran data ini menemukan bahwa database berisi informasi dikumpulkan oleh lebih dari 100 aplikasi terkait pinjaman yang beroperasi di negara Tiongkok.

Menurut Penetrum, TikTok melakukan pelacakan cukup besar pada penggunanya dan data yang dikumpulkan tidak sepenuhnya disimpan di server Tiongkok dengan ISP Alibaba. TikTok melakukan pengambilan data, pelacakan, sidik jari, dan informasi pengguna melalui aplikasinya.

(Indonesiatech)
Tags: alibabaByteDanceChinaTikTok
Next Post
Marak Pinjaman Online Ilegal Saat Pandemi, OJK Rilis Daftarnya

Marak Pinjaman Online Ilegal Saat Pandemi, OJK Rilis Daftarnya

Instagram Feed

  • 10 Tren Teknologi Startup Versi Menristek Menteri Riset dan Teknologi Menristek Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional BRIN Bambang PS Brodjonegoro memprediksikan akan ada 10 tren teknologi yang akan berkembang saat periode kenormalan baru new normal mendatang Bambang menyampaikan sepuluh tren teknologi tersebut akan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi perusahaan rintusan atau startup Indonesia Selengkapnya kunjungi indonesiatech id https bit ly 2zB2bGd startupteknologi menristek
  • Indonesia Pasar Potensial untuk Investor P2P Lending Asing Jumlah pemberi pinjaman lender asing yang menyalurkan pinjaman melalui fintech peer to peer P2P lending pada bulan April 2020 tercatat mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan OJK jumlah rekening lender asing pada bulan April 2020 jumlahnya mencapai 3 837 rekening Tumbur Pardede Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia AFPI mengatakan bahwa kemudahan berinvestasi sebagai lender melalui platform P2P menjadi salah satu alasan pasar P2P lending Indonesia banyak dilirik lender asing Selengkapnya kunjungi indonesiatech id https bit ly 2zEUWgu indonesia investor p2plending fintech
  • YLKI Akses Data Kemendagri untuk Pinjaman Online Lewati Batas Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementrian Dalam Negeri baru-baru ini membuka akses data kependudukan pada sejumlah perusahaan teknologi finansial fintech yang memiliki layanan pinjaman online Rio Priambodo Staf Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI menanggapi berita tersebut dan menyampaikan bahwa dibukanya akses data kependudukan dan catatan sipil dukcapil kepada perusahaan fintech merupakan sebuah langkah yang sudah melewati batas Selengkapnya kunjungi indonesiatech id https bit ly 2YHPAta ylki kemendagri pinjamanonline fintech
  • Kejora Ventures Prediksi Startup Fintech Indonesia Tumbuh Saat Pandemi Kejora Ventures merupakan perusahaan modal ventura venture capital asal Indonesia yang baru-baru ini memiliki anak perusahaan yaitu Orbit Fund Perusahaan baru ini merupakan bentuk kerjasama antara Kejora Ventures dan SBI Holdings perusahaan layanan finansial asal Jepang Richie Wirjan VP of Investment Kejora-SBI Orbit Fund diwawancarai CNBC Indonesia perihal peluang pertumbuhan startup di tengah pandemi Covid-19 Selengkapnya kunjungi indonesiatech id https bit ly 2Y6z1YI kejoraventures startup fintech orbitfund
  • Hadapi Krisis Softbank Keluarkan Rp 42 triliun untuk Buyback Saham Sejak awal Maret 2020 Softbank telah mengumumkan rencana perusahaan untuk membeli kembali buyback sahamnya sendiri senilai US 4 7 miliar atau setara Rp66 triliun pada Maret 2021 Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kembali harga saham setelah portofolio investasi Softbank mengalami penurunan valuasi Perusahaan yang melakukan buyback saham akan menggunakan dana yang dimiliki untuk berinvestasi membeli saham perusahaannya sendiri dari publik Jika jumlah kepemilikan saham publik dalam perusahaan makin kecil maka likuiditas perusahaan akan tetap terjaga Selengkapnya kunjungi indonesiatech id https bit ly 3d6naOA krisis softbank saham portofolio investasi
  • Pandemi Covid-19 Mandiri Capital Hindari Startup yang Bakar Uang Pandemi Covid-19 yang sedang terjadi sekarang ini nampaknya tidak menghentikan para investor untuk menyuntikkan dana kepada perusahaan-perusahaan rintisan Seperti contohnya Gojek yang mendapat suntikan dana dari Google Facebook Paypal dan startup Hotel Kapsul Bobobox yang mendapat pendanaan dari Horizon Ventures dan Alpha JWC Wawancara yang dilakukan CNBC Indonesia dengan Eddi Danusaputro CEO Mandiri Capital Indonesia MCI membahas strategi pendanaan MCI di masa pandemi Edi menyatakan bahwa sebagai sebuah perusahaan modal ventura MCI harus memperhatikan time horizon utamanya untuk memperkirakan jangka waktu investasi MCI sendiri mengkategorikan perusahaannya sebagai long time investor Selengkapnya kunjungi indonesiatech id https bit ly 30JMd7F covid19 mandiri capital startup
No Result
View All Result

Twitter Timeline

Populer

  • Tokopedia Percepat Go Public di Tengah Kabar Merger dengan Bridgetown

    Tokopedia Percepat Go Public di Tengah Kabar Merger dengan Bridgetown

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Startup Mantab Akselerasi Teknologi Pedagang Kopi ‘Starling’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buka Kesempatan Kolaborasi, Bank Jago Akan Menjadi Bank Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Alasan Telkomsel Investasi di Startup dan Digital Telco Company

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ekonom: Strategi Bisnis Gojek Mempertimbangkan Tanggung Jawab Sosial

    20 shares
    Share 20 Tweet 0

Terkini

  • Tokopedia Percepat Go Public di Tengah Kabar Merger dengan Bridgetown
  • 10 Kesalahan PR yang Dilakukan Banyak Startup 
  • Gojek dan Shopee: Brand Paling Banyak Dibicarakan di Twitter 2020
  • Ini Alasan Telkomsel Investasi di Startup dan Digital Telco Company
  • Tutup Kantor Operasional di Indonesia, Aplikasi Zomato Masih Bisa Digunakan
Indonesia Tech

© 2020 indonesiatech.id - All Rights Reserved

Navigate Site

  • About
  • Contact
  • Advertise
  • Privacy Policy

Follow Us

No Result
View All Result
  • Startup
  • Market
  • investor
  • Kripto
  • Gadget
  • Fintech
  • Kebijakan
  • E-sport
  • Opini

© 2020 indonesiatech.id - All Rights Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In