GoPay, anak perusahaan Gojek, dikabarkan akan segera menyandang status sebagai unicorn Indonesia. Startup yang memiliki status unicorn ialah startup yang memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar.
Jumlah saham yang telah disahkan oleh GoPay mencapai 18 juta lembar saham. Sebanyak 11,2 juta dari saham tersebut merupakan milik Gojek dan investor lainnya. Sedangkan 6,8 juta sisanya dialokasikan untuk pendanaan pada masa mendatang.
Pada Juni 2020, nilai saham GoPay dikabarkan telah mencapai Rp 1 juta per lembar saham. Jika ditotal, maka anak perusahaan yang merupakan teknologi finansial (fintech) ini telah mencapai Rp 1,8 triliun atau kurang lebih setara US$ 1,2 miliar.
Dengan valuasi tersebut, GoPay sudah memenuhi kriteria untuk mendapat status sebagai unicorn. Namun ternyata valuasi saja tidak cukup, GoPay harus memiliki nilai bisnis setidaknya US$ 4 miliar untuk menjaid unicorn sebelum mendapat dana dari investor.
Salah satu unicorn Indonesia yang juga merupakan fintech, OVO, mencatatkan nilai bisnis sebesar US$ 2,9 miliar saat mengumumkan statusnya sebagai unicorn. Beberapa investor di belakang status unicorn OVO ini ialah Tokopedia dan Tokyo Century Corporation.
Dilansir dari DealStreetAsia, GoPay merupakan perusahaan fintech favorit di Indonesia menurut laporan berdasarkan riset yang dilakukan Ipsos pada Februari 2020. Selain Indonesia, GoPay juga telah hadir di Filipina melalui Coins.ph serta di Thailand melalui e-wallet GET.
Pada Juni 2020 lalu, Gojek mendapat suntikan dana dari Facebook dan Paypal. Meski tidak disebutkan jumlah investasinya, dikabarkan GoPay mendapat alokasi sebesar US$ 300 juta dari investor tersebut. Ditulis oleh Reuters, Facebook sekarang memiliki 2,4% saham di GoPay sedangkan PayPal memiliki 0,6% saham di GoPay.
Menurut laporan CBInsight, pada Juli 2020, terdapat lebih dari 400 unicorn yang tersebar di seluruh dunia. Indonesia sendiri saat ini memiliki empat startup unicorn, dan satu startup decacorn.
Keempat startup tersebut ialah Tokopedia (valuasi US$ 7 miliar), OVO (valuasi US$ 2,9 miliar), Bukalapak (valuasi US$ 2,5 miliar), dan Traveloka (valuasi US$ 2 miliar). Decacorn pertama dari Indonesia ialah perusahaan karya anak bangsa, Gojek, dengan valuasi US$ 10 miliar.