Fabelio adalah startup bidang marketplace furnitur yang dibangun oleh Krishnan Menon, Christian Sutardi, Marshall Utoyo, dan Srinivas Sista. CEO Fabelio Krishnan Menon sebelumnya juga pernah berkiprah di Freecharge, Lazada Indonesia, dan Zalora Asia Tenggara.
Tujuan Fabelio adalah untuk mengatasi adanya kesenjangan antara desainer dan konsumen lalu kemudian mencoba menjadi solusi untuk menyediakan furnitur dengan desain berkualitas dan tentunya terjangkau. Fabelio akan bertugas menangani produksi dan distribusi, sementara desainer dapat menampilkan dan menjual desain karyanya melalui situs website yang tersedia.
“Kami percaya setiap orang di Indonesia, baik kaya atau miskin, memiliki hak untuk tinggal di rumah yang indah. Kami membawa desain yang baik berkualitas tinggi dengan harga yang besar. Misi ini mendorong kita sehari-hari,” jelas Krishnan. “Kami juga sangat percaya untuk membangun bisnis di sekitar komunitas. Kami bermaksud untuk mengajak komunitas desainer interior untuk bergabung, melibatkan mereka, dan mendorong mereka untuk menjadi pemasok utama desain kami, yang selanjutnya akan dipilih oleh in-house desainer kami,” tambah CEO Fabelio itu.
Pada akhir 2020 mendatang, Fabelio akan menggalang pendanaan baru untuk untuk mengakuisisi pasar dan akan lebih mengandalkan teknologi dalam platformnya. Kendati demikian, Marshall Tegar Utoyo selaku CEO dan Co-Founder Fabelio mengatakan, pihaknya akan lebih dulu memanfaatkan suntikan modal dari pendanaan seri C pada Juni 2020 lalu. Sebelumnya, Fabelio sempat mendapatkan pendanaan dari perusahaan modal ventura asal Taiwan, AppWorks, Endeavour Catalyst, dan MDI Ventures yang didukung oleh TelkomGroup.
Perusahaan yang berdiri sejak 2015 ini fokus menjual macam produk furnitur secara offline dan online. Lebih dari itu, Fabelio juga menyediakan jasa desain interior seperti untuk restoran, kantor, kafe, hingga proyek pemerintah. Adapun sebesar 15% dari total pendapatan perusahaan berasal dari jasa desain interior. Beberapa contoh klien besar Fabelio antara lain Gojek, Singapore Airlines, hinggga PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.
Saat ini, Fabelio memiliki 80 ribu pelanggan dengan rata-rata 1 juta kunjungan di situsnya dalam satu bulan. Targetnya bisa mencapai rata-rata 4 juta kunjungan pada Desember 2020. Perusahaan juga memiliki 4.500 Stock Keeping Unit (SKU) produk dan menargetkan ada kenaikan hingga 6.000 SKU produk pada akhir tahun ini.
Selain itu, Fabelio dikatakan berbeda dengan marketplace furnitur umumnya karena produk yang mereka jual merupakan merek asli perusahaan. Untuk proses produksinya, Fabelio merekrut tenaga dari luar (outsourcing). Mayoritas produsen Fabelio berasal dari wilayah Tangerang, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Selain daripada itu, Fabelio juga memiliki 20 toko offline alias ruang pamer (show room) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan Bandung.
Adapun target pasar Fabelio yaitu kelas menengah (middle class) di kota-kota yang memiliki infrastruktur dan logistik kuat agar bisa mempermudah proses akuisisi pelanggan baru di wilayah tersebut.
“Sampai akhir tahun ini, Fabelio akan ekspansi ke kota-kota besar seperti Surabaya, Yogyakarta, Semarang, dan beberapa kota lainnya di Pulau Jawa,” kata Marshall.
Namun bukan berarti Fabelio tidak terdampak pandemic covid-19. Sebelumnya Fabelio menutup 20 toko sehingga pendapatan perusahaan sempat menurun drastis. Namun nampaknya pandemi juga memberikan Fabelio dampak positif, terutama dengan berubahnya pola perilaku pelanggannya yang mulai beralih ke online.
“Kami mengganti strategi kami dengan meningkatkan penjualan online. Kami juga mengkombinasikan data penjualan kami dengan kondisi pandemi ini agar kami bisa mengambil keputusan secara tepat,” ujar Marshall.
Fabelio mencatat, selama masa pandemi ini ada peningkatan pembelian untuk kategori produk seperti gaming chair, office chair, dan home desk.
(Indonesiatech)