Startup agritech TaniHub Group mengumumkan bahwa perusahaan saat ini sedang menyelesaikan putaran pendanaan besar-besaran. Pendanaan ini menyusul pendanaan sebesar US$ 17 juta yang diumumkan pada April 2020 lalu.
Pamitra Wineka, Presiden TaniHub Group, mengatakan bahwa putaran pendanaan yang akan diselesaikan dalam beberapa bulan ke depan ini akan menjadi yang terbesar yang pernah dilakukan oleh sebuah startup agritech di Asia Tenggara.
“Kami melihat putaran pendanaan ini sebagai peluang bagi petani dan produk Indonesia untuk diakui secara internasional,” kata Wineka.
Pendanaan baru tersebut akan digunakan untuk lebih mengembangkan proyek TaniHub Group yang akan datang, yaitu digitalisasi ekosistem B2B, otomatisasi proses rantai pasok, penambahan jumlah petani, dan pengukuran dampak sosial dari pekerjaan yang telah dilakukan perusahaan.
Diluncurkan pada 2017, lini bisnis TaniHub Group termasuk TaniHub (platform e-commerce untuk produk pangan dan pertanian), TaniFund (platform pinjaman P2P untuk permodalan mitra petani), dan TaniSupply (unit yang bekerja untuk meningkatkan rantai pasok pertanian).
Sepanjang 2020, TaniHub mencatat terdapat pertumbuhan bisnis dan peningkatan pendapatan (gross revenue growth) jika dibanding tahun sebelumnya.
“Terkait revenue kita karena memang di bisnis kami menjual hasil pertanian dari channel ritel maupun bisnis, di mana hasilnya cukup membanggakan buat kami. Kami bisa mencapai hampir 639 persen,” tutur Ivan Arie Sustiawan, CEO TaniHub Group.
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang dilakukan untuk membendung penyebaran virus selama pandemi COVID-19 juga memberi andil pada pertumbuhan TaniHub. Pihak perusahaan mencatat terdapat 250.000 pengguna baru sepanjang Maret hingga Desember 2020.
“Apa yang dilakukan oleh TaniHub Group membawa berbagai dampak positif terhadap lebih dari 46.000 petani di Indonesia, salah satunya adalah meningkatnya pendapatan petani sebesar 20 persen,” tambah Ivan.