Startup teknologi mikro-ritel Warung Pintar meluncurkan platform online untuk membantu pemilik warung memesan barang dari distributor lebih cepat. Platform yang bernama “Grosir Pintar” ini memungkinkan pemilik warung untuk memilih produk dari lebih dari 200 mitra distributor, yang kemudian dapat mengirimkan barang dalam waktu tiga jam.
Survei internal Warung Pintar menunjukkan bahwa pemilik warung mengalami penurunan pendapatan hingga 28% karena tindakan pembatasan aktivitas selama pandemi. Warung yang berada di dekat tempat keramaian, seperti sekolah, mengalami penurunan yang lebih drastis yaitu 80%.
Pembatasan yang dilakukan menyebabkan terjadinya disrupsi rantai pasok. Hal ini menyebabkan ketidakpastian jumlah barang serta mungkin menyebabkan lonjakan harga akibat kelangkaan barang tertentu.
Disrupsi rantai pasok tersebut dapat berujung pada penurunan penghasilan tulang punggung ekonomi.
“Menjawab kebutuhan warung, kami pun meluncurkan layanan Grosir Pintar yang saat ini telah memiliki lebih dari 200 mitra grosir. Dengan Grosir Pintar, warung dapat memilih untuk membeli barang dari mitra grosir sehingga pengiriman barang bisa dilakukan dalam waktu 1 hingga 3 jam saja. Layanan ini pun membantu memenuhi kebutuhan mendadak yang sering terjadi serta mempermudah kegiatan warung yang memiliki perputaran uang yang terbatas,” tutur Agung Bezharie Hadinegoro, CEO dan co-founder Warung Pintar dalam sebuah pernyataan.
Pada Oktober 2020, Warung Pintar bermitra dengan fintech BukuWarung untuk mengembangkan solusi digital untuk mengakomodasi kebutuhan UMKM, seperti fasilitas pembukuan digital dan pemenuhan stok.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk membantu digitalisasi 10 juta UMKM pada akhir tahun 2020 di tengah booming-nya ekonomi digital negara, yang diperkirakan akan mencapai US$ 150 miliar pada tahun 2025.