Mayoritas saham emiten farmasi anjlok pada awal perdagangan pagi ini, Senin (19/7). Hal tersebut terjadi di tengah kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk membatalkan program Vaksin Gotong Royong Individu berbayar yang menurut rencana akan disalurkan via PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
Berikut pergerakan saham farmasi, pada Senin (19/7), pukul 09.25 WIB, dikutip dari CNBC Indonesia:
- Kimia Farma (KAEF), saham -4,99%, ke Rp 3.240, transaksi Rp 20 M
- Indofarma (INAF), -2,51%, ke Rp 3.110, transaksi Rp 2 M
- Pyridam Farma (PYFA), -1,35%, ke Rp 1.100, transaksi Rp 453 juta
- Phapros (PEHA), -0,84%, ke Rp 1.185, transaksi Rp 93 juta
- Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO), -0,65%, ke Rp 760, transaksi Rp 395 juta
- Itama Ranoraya (IRRA), -0,48%, ke Rp 2.060, transaksi Rp 4 M
- Darya-Varia Laboratoria (DVLA), 0,00%, ke Rp 2.520, transaksi Rp 18 juta
- Merck (MERK), 0,00%, ke Rp 3.240, transaksi Rp 24 juta
- Tempo Scan Pacific (TSPC), 0,00%, ke Rp 1.505, transaksi Rp 352 juta
- Kalbe Farma (KLBF), +0,72%, ke Rp 1.400, transaksi Rp 8 M
Terlihat dari 10 emiten farmasi yang diamati, 6 saham melemah, 3 saham stagnan, dan 1 sisanya menguat.
Diketahui sebelumnya, Jokowi membatalkan program vaksin berbayar. Keputusan tersebut disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam video yang diunggah akun Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (16/7).
“Setelah mendapatkan masukan dan respons masyarakat, presiden telah memberikan arahan tegas untuk vaksin berbayar yang rencananya disalurkan melalui Kimia Farma semuanya dibatalkan dan dicabut. Sehingga semua vaksin tetap dengan mekanisme yang digratiskan seperti yang disampaikan bapak presiden sebelumnya,” jelas Pramono.
Adapun program vaksin berbayar tersebut, menurut rencana, akan dilakukan pada awal pekan lalu. Namun, lantaran alasan minim sosialisasi, Kimia Farma memutuskan menunda program itu sampai waktu yang belum ditentukan.
(Indonesiatech)
Komentar