Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memiliki tiga strategi melawan maraknya penyebaran hoaks dan konten negatif di Indonesia. Tiga strategi tersebut dilakukan Kominfo di tingkat hulu, menengah, dan hilir.
Untuk di tingkat hulu, Kementerian Kominfo melakukan literasi digital. Untuk itu, Kominfo bekerja sama dengan 108 komunitas, akademisi, lembaga pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk memberikan literasi digital.
“Ini untuk mendidik masyarakat guna menyebarkan informasi yang akurat serta menghentikan penyebaran konten negatif dan hoaks,” papar Menkominfo Johnny G. Plate dalam agenda World Economic Forum (WEF) Global Coalition on Digital Safety Inaugural Meeting 2021, berdasarkan siaran pers, Jumat (17/9).
Sedangkan di tingkat menengah, Kementerian Kominfo mengambil langkah pencegahan. Kementerian melakukan langkah tersebut apabila menemukan akun yang mendistribusikan hoaks dan konten palsu terkait Covid-19.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, hingga September 2021, Kominfo telah menghapus 214 konten pornografi anak dan 22.103 konten terkait terorisme di ruang digital. Kemudian, ada 1.895 konten misinformasi soal Covid-19, serta 319 konten misinformasi vaksin Covid-19 yang dihapus.
Terakhir di tingkat hilir, Kominfo mengambil tindakan hukum. Untuk melakukan hal tersebut, Kominfo berkolaborasi dengan pihak kepolisian guna mencegah penyebaran informasi yang salah dan menyesatkan di ruang digital.
Johnny mengatakan, upaya menanggulangi konten hoaks menjadi penting dilakukan karena memengaruhi upaya masyarakat dalam mengakses informasi.
“Konten hoaks, terutama terkait Covid-19 sangat berbahaya karena dapat menghalangi masyarakat untuk mengambil keputusan yang tepat berdasarkan sumber informasi benar,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar