Kominfo telah memanggil Bank Jatim terkait dugaan data nasabah yang bocor dan diperjualbelikan di forum hacker. Adapun pihak bank mengatakan bahwa data yang bocor bukanlah data nasabah. Atas dugaan kebocoran data, Kominfo memanggil pihak Bank Jatim untuk mengetahui duduk perkara hal tersebut.
“Soal kebocoran data, kemarin Senin kita sudah dengan menkominfo. Dari pihak Kominfo sangat apresiasi Bank Jatim, karena kita melakukan langkah awal, melapor OJK,” jelas Tonny Prasetyo, Direktur TI dan Operasi Bank Jatim dalam konferensi pers di Surabaya, Kamis (28/10).
“Kami sampaikan data ini, server yang diretas yakni server penunjang. Tidak ada data-data pribadi, baik itu nama nasabah, NIK. Saat ini tim forensik sedang bekerja, dan sistem kita dipastikan aman,” tambah Tonny.
Tonny menceritakan, saat ini proses penyelidikan forensik masih berlangsung. Pihaknya juga telah bekerja sama dengan konsultan insiden respons demi memperbaiki sistem tata kelola cyber.
“Jadi kita masih menunggu hasil forensik dari tim analisa forensik terkait server penunjang yang diretas. Jadi server penunjang itu, itu pendukung kita. Kita pastikan 100 persen, data nasabah yang memang benar-benar sensitif tidak bocor. Karena ini hanya data penunjang, nanti kalau ada update dari tim forensik kita update lagi,” jelas Tonny.
Sebelumnya diberitakan soal kebocoran data nasabah Bank Jatim dan diperjualbelikan di forum hacker seharga USD 250 ribu atau sekitar Rp 3,5 miliar melalui akun @bl4ckt0r di situs Raidforums. Data yang ditawarkan pun cukup besar, yakni 378 Gb.
“Isinya meliputi 259 database beserta informasi sensitif seperti data nasabah, data karyawan, data keuangan pribadi, dan masih banyak lagi,” ungkap Dr Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC.
(Indonesiatech)
Komentar