Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menghadirkan sistem pemeringkat game atau Indonesia Game Rating System (IGRS), guna mencegah dampak buruk dari permainan daring. Rating Game dalam IGRS mengacu pada kesesuaian antara konten dalam gim dengan kelompok usia pengguna.
“Banyaknya jenis gim yang bermunculan membuat orang tua harus bijak memilih gim yang bisa dimainkan anak sesuai dengan usianya. Untuk mendampingi orang tua dalam menjalankan perannya Kementerian Kominfo telah meluncurkan IGRS. Hingga kini Kementerian Kominfo terus menggiatkan pentingnya pemahaman memainkan gim sesuai usia anak,” jelas Koordinator Business Matchmaking Kementerian Kominfo Luar Sihombing dalam keterangan tertulis, Selasa (30/11).
IGRS sendiri dirancang sebagai program yang bertujuan meningkatkan industri gim Indonesia sehingga bisa menjadi ekosistem yang sehat dan optimal. Menurut Luat, IGRS dapat memberikan informasi terkait pengklasifikasian permainan interaktif elektronik (PIE).
Rating game dapat menjadi acuan oleh orang tua dan para pemain gim untuk mengetahui konten dan unsur yang ada dalam sebuah permainan. IGRS terdiri dari lima klasifikasi rating game mulai dari kategori “Untuk usia 3 tahun ke atas” hingga “Semua Usia”.
Dimulai dari klasifikasi pertama yaitu “Usia 3 tahun ke atas” artinya gim tersebut tidak mengandung konten yang mengkhawatirkan. Namun tetap memerlukan peran orang tua.
Klasifikasi kedua adalah “Usia 7 tahun ke atas” artinya game yang dimainkan berpotensi mengandung unsur darah. Pengawasan dan bimbingan orang tua masih tetap dibutuhkan.
Klasifikasi ketiga, IGRS memasukkan klasifikasi “Usia 13 tahun ke atas” yang berarti gim berpotensi mengandung unsur kekerasan dan masih membutuhkan pendampingan orang tua.
Klasifikasi keempat adalah gim “Usia 18 tahun ke atas” selain mengandung konten kekerasan, gim itu berpotensi mengandung unsur darah dan horor.
Terakhir kategori yang paling ramah atau “Semua Umur”. Artinya gim bersangkutan dapat dimainkan oleh seluruh kelompok pengguna dari berbagai usia. Gim itu umumnya tidak mengandung unsur darah, kekerasan, maupun horor.
(Indonesiatech)
Komentar