Setelah secara simbolis 5G mulai hadir dan digelar secara komersil oleh beberapa operator seluler (opsel) di Tanah Air pertengahan 2021 lalu, tahun ini jaringan seluler generasi kelima mulai masuk ke tahap yang lebih lanjut. Selain penetrasinya yang makin luas ke berbagai daerah lainnya di Indonesia, beragam keperluan lainnya juga diharapkan bisa merasakan 5G tahun ini dengan lebih siap lagi.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Ismai menjelaskan, untuk menemukan use case 5G yang tepat guna di Indonesia, seharusnya opsel tidak menggarapnya sendirian.
Menurut Ismail, konsentrasi opsel menggelar network 5G saja sudah menjadi tugas yang berat. Dengan menambah beban pengembangan use case 5G, Ismail menyebut hal ini semakin memberatkan opsel lagi.
“Ujungnya kan solusi aplikasi yang pendekatanya bisa melalui partnership, ruang kerjasama terbuka, dan poinnya memang digital talent,” kata Ismail melalui acara webinar bertajuk ‘Peluang dan Tantangan Industri Telekomunikasi Era 5G’ pada Rabu (12/1).
Ismail menjelaskan, hal ini tentu yang menjawab kebutuhan dan menjadi solusi di masyarakat.
“Saya yakin jika implementasi solusi tadi dilakukan melalui kerjasama dengan operator seluler, mereka pasti sangat dengan sanang hati dan menyambut baik,” paparnya.
Dirinya menegaskan, pemerintah sejauh ini telah mengeluarkan banyak insentif kepada pengembangan talenta digital oleh anak-anak muda di Indonesia.
“Jadi support kita ada pada budget dasar tersebut, yang belum tentu operator seluler mengeluarkanya. Karena akses dana ini ujungnya tidak terkait langsung dengan pendapatan, atau bisa dibilang bentuk keuntunganya berupa non finansial tapi lebih pada kepentingan bangsa,” tutupnya.
(Indonesiatech)
Komentar