Di era digital seperti sekarang ini, jurnalisme menghadapi beberapa tantangan seperti adaptasi terhadap teknologi digital, kemunculan jurnalisme instan dan juga informasi hoaks.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan, disrupsi digital menuntut para jurnalis untuk bersiap hadapi tantangan.
“Di era disrupsi digital, salah satu tantangan yang dihadapi adalah jurnalisme instan atau instant journalism. Jurnalisme instan itu adalah jurnalisme yang mengutip begitu saja sumber informasi misalnya dari media-media sosial. Hal lainnya adalah tentu saja munculnya hoaks,” jelas Usman dalam Workshop Jurnalistik ‘Wartawan Bisa Apa di Era Digital’ yang berlangsung secara hibrida dari Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (07/02).
Kemunculan jurnalisme instan atau instant journalism, menurut Usman, ditandai dengan adanya pemuatan kutipan tanpa memilah informasi yang valid.
“Jurnalisme instan juga bisa dilihat dengan munculnya jurnalisme clickbait yaitu jurnalisme yang bombastis, sensasional, terutama judul dibuat demi menarik perhatian pembaca,” jelasnya.
Kondisi yang kerap terjadi di era digital itu ditengarai Dirjen IKP Kementerian Kominfo menciptakan kebebasan pers yang tidak terkendali.
“Karena setiap individu, bahkan bisa memproduksi berita. Sehingga yang diberitakan bisa saja merupakan kabar bohong atau melainkan disinformasi, misinformasi, atau malinformasi yang lazim kita sebut sebagai hoaks,” tandasnya.
Menurut Usman Kansong, pers juga memiliki peran dalam melakukan klarifikasi dan kontra narasi terhadap hoaks yang berkembang di masyarakat. Dirjen IKP Kementerian Kominfo berharap peserta workhshop mendapatkan pencerahan dari para narasumber.
“Supaya jurnalisme Indonesia kembali ke dasar kembali nilai-nilai journalism, sambil terus melakukan upaya modifikasi, penyesuaian atau intervensi terhadap disrupsi digital,” paparnya.
Dirjen Usman Kansong mengatakan saat ini fungsi jurnalisme perlu ditambahkan dengan fungsi korelasional dan interpretatif.
“Dengan demikian jurnalisme Indonesia bertanggung jawab, juga berkontribusi untuk mengantarkan masyarakat Indonesia ke masa depan yang lebih cerah. Terlebih workshop ini diikuti sebagian besar oleh Mahasiswa, calon-calon jurnalis di masa mendatang, di era digital,” jelas Usman.
Dirjen IKP Kementerian Kominfo berharap workshop akan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan jurnalisme di Indonesia.
(Indonesiatech)
Komentar