Margo Yuwono dari Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ada inflasi 0,56% pada Januari 2021 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Meski secara umum harga barang dan jasa naik, tetapi ada pula yang turun.
“Perkembangan harga secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Dari 90 kota, terdapat 85 kota yang mengalami inflasi,” kata Margo dalam konferensi pers virtual, Rabu (2/2).
Margo melanjutkan, komoditas yang dominan menyumbang inflasi, adalah daging ayam ras. Andil inflasinya adalah 0,07%. Diikuti oleh ikan segar (0,06%), Bahan Bakar Rumah Tangga (0,06%), beras (0,03%).
“Kelompok informasi dan jasa keuangan yang menahan inflasi sebesar 0,01%. Salah satunya karena penurunan biaya administrasi transfer uang, memberi andil deflasi 0,01%,” jelas Margo.
Penyebabnya adalah implementasi program BI-Fast. Melalui program ini, biaya transfer antar-bank turun menjadi Rp 2.500/transaksi. Sebanyak 21 bank dan 1 lembaga keuangan non-bank sudah masuk sebagai peserta gelombang (batch) kedua BI-Fast.
“Implementasi BI-FAST oleh peserta kepada nasabahnya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan strategi dan rencana peserta dalam mempersiapkan kanal pembayaran bagi nasabahnya masing-masing,” papar Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, Senin (31/1).
Dalam gelombang kedua ini terdapat satu peserta non-bank yang menerapkan BI-FAST yaitu PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sehingga BI Fast akan dapat mendukung digitalisasi transaksi di pasar modal.
Selanjutnya, dengan total peserta BI-FAST yang telah mencapai 43 peserta (termasuk peserta BI-Fast gelombang pertama), telah mewakili 81,45% dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional.
(Indonesiatech)
Komentar