Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, pembatasan terhadap kebebasan pers di berbagai negara, termasuk di Indonesia bisa mengakibatkan kontraproduktif bagi perkembangan bangsa.
“Alih-alih menghasilkan kestabilan, alih-alih menghasilkan kemapanan. Justru menumbuhkan otoritarianisme yang pada akhirnya menimbulkan chaos, disharmoni bahkan disintegrasi,” tutur Johnny.
Selain itu, dunia pers juga tengah menghadapi banyak tantangan. Menkominfo menyebutkan, tantangan itu juga hadir dalam pers sendiri.
“Industrialisasi dan komersialisasi yang melanda pers ditambah tuntutan pers untuk beradaptasi dengan akselerasi teknologi informasi dan komunikasi membuat pers mengalami kecanggungan,” papar Menkominfo.
Kemudian, menjadi perhatian media konvensional juga berkembangnya media baru, the new e-commerce over the top dan fenomena media sosial yang sarat dengan click bait, hoaks, hingga infodemi. Menkominfo mendorong iklim pers yang sehat dan berkualitas menjadi penting untuk terus dijaga dan ditumbuhkembangkan.
“Kondisi pers yang sehat tentu berdampak pada kualitas berita yang disebarluaskan kepada masyarakat, informasi-informasi yang berbasis data yang aktual, yang faktual, dan tentunya juga yang bertanggung jawab,” kata Johnny menegaskan.
“Seiring dinamika masyarakat, tantangan yang dihadapi oleh pers pun muncul secara dinamis dan tantangan terbesar saat ini tidak hanya berasal dari faktor atau sisi eksternal pers namun juga dari dalam pers itu sendiri,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar