Hingga saat ini, minyak goreng langka di pasaran masih menjadi isu hangat. Isu kini bergeser ke tudingan aksi penimbunan oleh peritel yang menyasar end user seperti Indomaret.
Isu ini muncul setelah hasil sidak yang dilakukan oleh Komisi II DPRD Pringsewu bersama Satpol PP yang dilakukan pada Selasa (15/2). Hasil sidak itu menemukan adanya 100 kilogram (kg) minyak goreng di salah satu gerai Indomaret di Pringsewu.
Sekjen Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) Solihin pun akhirnya buka suara terkait isu tersebut. Ia menampik dengan tegas jika salah satu anggotanya melakukan penimbunan minyak goreng.
“Gimana mau nimbun, service levelnya saja saat ini masih berfluktuasi 7-15%? Kalau ada anggota mengatur alur barang, bukan penimbunan. Kan ini dibatasi setiap orang hanya bisa beli 2 liter. Dia beli sekarang, terus 2 jam lagi balik lagi beli, siapa yang lihat?,” jelas Solihin, Rabu (16/2).
Aprindo sendiri, lanjutnya, menetapkan agar setiap kali pasokan masuk, segera dilepas namun dengan pengaturan agar pembelian terbatas dan tidak memicu panic buying.
“Karena itu kita berharap pemerintah segera mengguyur minyak goreng ke pasar tradisional. Karena, memang sejak pemerintah menggelar minyak goreng satu harga, dimulai di ritel modern. Saat HET juga, yang bisa langsung menjalankan sesuai harga ditetapkan itu ritel modern. Sementara, di pasar tradisional barang tidak ada, mereka jadi ke ritel modern,” papar Solihin.
Dia menambahkan, kesulitan supply diharapkan bisa teratasi pekan depan. Dengan begitu, ada keseimbangan pembelian di pasar tradisional dan ritel modern.
(Indonesiatech)
Komentar