Metaverse adalah realitas digital yang menggabungkan aspek media sosial, game online, Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Cryptocurrency untuk memungkinkan pengguna berinteraksi secara virtual.
Istilah Metaverse pertama kali diungkapkan dalam novel fiksi ilmiah Neal Stephenson tahun 1992, Snow Crash, dimana manusia, sebagai avatar, berinteraksi satu sama lain dengan agen perangkat lunak, dalam ruang virtual tiga dimensi yang menggunakan metafora dunia nyata.
“Dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar akan dapat memperkuat potensi Metaverse di Indonesia. Jika sekitar 30% saja penduduk Indonesia aktif di Metaverse dapat dibayangkan perputaran ekonomi digital di sana pasti akan luar biasa. Pemerintah juga memberi sinyal positif terhadap perkembangan teknologi seperti ini, seperti perkembangan telekomunikasi 4G menuju ke 5G dan juga industri keuangan Indonesia yang sudah mulai menerapkan digitalisasi keuangan,”papar Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia dalam keterangannnya, Selasa (22/2).
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga menilai Indonesia berpeluang besar dalam pengembangan Metaverse karena memiliki keunggulan nilai-nilai luhur bangsa dan kearifan lokal.
Menkominfo Johnny Plate mengatakan bahwa perkembangan ini akan menggunakan sumber daya, konektivitas, dan semua elemen informatika di Indonesia, serta melibatkan berbagai perusahaan yang fokus untuk mengembangkan Metaverse.
Presiden Joko Widodo juga sempat menyinggung topik Metaverse dalam pidato yang disampaikan di acara Muktamar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ke-34 pada Desember tahun lalu. Jokowi menjelaskan bahwa Metaverse dapat dimanfaatkan sebagai wadah kumpul bagi warga NU untuk mengadakan dan mengikuti dakwah serta pengajian secara virtual.
(Indonesiatech)
Komentar