Kondisi geografis Indonesia membuat Pemerintah harus bergerak cepat demi mengatasi kesenjangan akses internet. Teruntuk wilayah yang tidak bisa dibangun jaringan telekomunikasi terrestrial, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, Pemerintah akan menyediakan akses satelit. Bahkan, Pemerintah tengah membuka peluang kerja sama pembangunan Satelit Republik Indonesia (SATRIA)–2 dengan Pemerintah Inggris.
“Pertemuan hari ini dengan Airbus, dalam rangka mendiskusikan pembahasan terkait dengan peluang kerja sama SATRIA-2, karena pembangunan satelit diperlukan guna mendukung akselerasi transformasi digital nasional. Jadi, satelit ini merupakan layer infrastruktur di tingkat middle-mile untuk melayani 150 ribu titik layanan publik, sekaligus memperkuat layanan electronic government,” jelas Menkominfo dalam kunjungan ke perusahaan dirgantara Airbus, di London, Inggris, Senin (07/03).
Menurut Johnny, Satelit SATRIA-2 yang akan dibangun Airbus merupakan High Throughput Satellite kedua Indonesia dengan kapasitas sebesar 150Gbps, sama seperti Satelit SATRIA-1.
“HTS dengan teknologi yang baru yaitu software-defined. Satelit SATRIA-2 ini sama dengan Satelit SATRIA-1 dari sisi bandwith-nya,” jelasnya.
Menkominfo juga menyatakan, SATRIA-2 akan digunakan untuk meningkatkan pelayanan di setiap titik pelayanan publik.
“Pemerintah Indonesia menargetkan jangkauan internet yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih tangguh untuk lebih meningkatkan internet link ratio dan menjembatani kesenjangan digital,” tambah Johnny.
Menurut Menkominfo, SATRIA-2 diperlukan untuk menambah kapasitas satelit yang saat ini dimiliki Indonesia.
“Kita butuhkan konektivitas telekomunikasi melalui satelit. Kebutuhan Indonesia itu mencapai 1 Terabyte, jadi masih ada kebutuhan 850 Gbps yang kami coba penuhi. Mudah mudahan kita bisa selesaikan,” jelasnya.
Meski demikian, Menteri Johnny menyatakan masih ada hal yang perlu dibahas lebih lanjut berkaitan dengan segmen terrestrial segmen. Menurut Menkominfo, Pemerintah Inggris melalui UK Export Finance (UKEF) telah menyampaikan rencana mereka untuk pembiayaan SATRIA-2. Saat ini prosesnya sedang berlangsung antara kedua negara.
“Proyeknya sendiri sudah disubmit dan disampaikan kepada Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa, dan didaftar sebagai blue book. Berikutnya, tentu dari blue book menjadi green book. Sebelum masuk ke tahapan itu, tentu kita melakukan proses pemetaannya,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar