Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia harus menunjukkan kemajuannya di pelbagai sektor saat Presidensi G20. Menurutnya, kini Indonesia sudah berbeda dari 10 tahun lalu dan bukan lagi negara terbelakang. Bahkan, Indonesia lebih maju dari negara-negara anggota G20.
“Jadi kalau bicara keluar, jangan kita (berpandangan Indonesia) masih kelas-kelas kambing,” kata Luhut dalam acara Digital Economy Working Group (DEWG) di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Selasa (15/03).
Luhut mengatakan, Indonesia terihat semakin maju dikarenakan pemanfaatan teknologi, salah satunya di bidang penanganan pandemi Covid-19. Ia menjelaskan, negara mampu menekan laju kasus virus corona karena pemantauan yang ketat melalui Google mobility data, NASA, hingga Facebook.
Luhut menjelaskan, Indonesia telah berhasil melakukan efisiensi di berbagai bidang dengan memanfaatkan platform digital. Akibat efisiensi ini, ia menyatakan Indonesia bisa meningkatkan pendapatan per kapitanya hingga US$ 10 ribu pada 2030 mendatang.
Luhut juga menyebutkan bahwa status Indonesia kini sebagai negara besar bisa dilihat dari Rupiah. Saat ini, Rupiah mempunyai nilai tukar mata uang (currency) paling kuat di dunia.
“Jadi kita harus tunjukin, bahwa negara kita negara besar, bukan omong (saja). Itu kita punya data currency yang paling kuat termasuk sekarang di dunia, Indonesia,” jelasnya.
Hadir juga sebagai pembicara dalam acara Digital Economy Working Group (DEWG), Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, pemerintah Indonesia terus mendorong transformasi digital yang merata.
“Selama lebih dari dua tahun terakhir, kegiatan ekonomi digital menjadi salah satu penopang utama pemulihan ekonomi Indonesia dan dunia akibat pandemi COVID-19,” kata Menteri Johnny, dalam sambutan pembukaan Forum G20 Digital Ekonomi Working Grup (DEWG).
Senada dengan Luhut, Johnny pun mengatakan bahwa bangsa kita bukanlah bangsa yang kecil.
“Saya sampaikan itu juga di forum-forum internasional,” jelasnya.
Menkominfo juga menyampaikan bahwa Presidensi G20 ini merupakan kesempatan Indonesia untuk meninggalkan warisannya (legacy) melalui kesepakatan-kesepakatan di media perundingan G20.
“Dari Indonesia untuk dunia,” tutup Menkominfo Johnny Plate.
(Indonesiatech)
Komentar