Indonesia akan segera meluncurkan High Throughput Satellite (HTS) yang kedua. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, Hot Backup Satellite (HBS) itu dapat digunakan untuk layanan telekomunikasi Indonesia serta kepentingan masyarakat ASEAN.
“Dalam pertemuan dengan beberapa Menteri ASEAN, Indonesia menyatakan memilih HTS untuk menjaga independensi layanan satelit sebagai kepentingan transformasi digital nasional, namun juga agar Indonesia mendapat layanan intenet yang lebih kompetitif dan lebih efisien,” jelas Menkominfo dalam Konferensi Pers Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Penyediaan Hot Backup Satellite (HBS) dan Jasa Pengoperasian yang berlangsung hibrida dari Kempinski Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (15/03).
Johnny menegaskan, HBS yang diluncurkan juga untuk memenuhi kebutuhan Negara ASEAN dalam kerangka kerja sama infrastruktur.
“Kepada saya disampaikan bahwa (satelit) backup tidak saja untuk memenuhi kebutuhan Indonesia, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan ASEAN dalam rangka kerjasama infrastruktur TIK ASEAN,” jelasnya.
Menurutnya, HBS akan digunakan untuk melengkapi kebutuhan layanan publik di Indonesia.
Setelah Satelit Republik Indonesia (SATRIA) 1 dengan kapasitas 150 Gbps, hari ini Menteri Johnny menyaksikan penandatanganan pengadaan HBS dengan kapasitas yang sama.
“Jadi satelit Indonesia ini salah satu yang terbesar di Asia. Tadi kita menyaksikan bersama-sama penandatanganan kontrak pengadaan Hot Backup Satellite,” kata Johnny.
Menkominfo berharap HBS bisa mengorbit sesuai jadwal pada kuartal pertama tahun 2023.
“Satelit yang ditandangani hari ini adalah satelit buatan Boeing dan kita akan memiliki dua jenis satelit. Satu buatan Thales Alenia Space Prancis, dan yang kedua buatan Boeing Amerika Serikat. Dua-duanya akan diluncurkan dengan roket pendorong Falcon 9-5500 milik perusahaan aerospace Elon Musk, SpaceX, dan diluncurkan melalui peluncuran Cape Canaveral di Florida,” papar Menkominfo.
Menkominfo Johnny G. Plate menyatakan, pada saat yang bersamaan, proses produksi Satelit SATRIA-1 saat ini sudah mencapai sekitar 70%.
“Menurut pabrikan pembuat satelit Thales Alenia Space, akan diluncurkan masih sesuai jadwal yaitu pada Juni tahun 2023 dan beroperasi komersial di tahun 2023 kuartal keempat,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar