Indonesia akan mulai menghentikan jaringan 3G. Namun bagaimana dengan nasib jaringan 2G? Ternyata, sejauh ini wacana penghentian hanya berlaku bagi 3G saja.
Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Masyarakat Telematika (Mastel), Sigit Puspito menjelaskan, untuk 2G di dalam negeri pemerataan dan ekspansi cukup lama.
Termasuk layanan SMS dikenalkan saat 2G mulai hadir. Hal tersebut berbeda dengan jaringan 3G di Indonesia, yang menurutnya hanya sebentar.
“2G di Indonesia pemerataan dan ekspansi lama. 2G cukup dini. Ada istilah HP sejuta umat di 2G, masyarakat kenal SMS di 2G. Merata dibandingkan 3G sebentar,” jelasnya dalam acara Digitalisasi Masih Butuh 3G?, Rabu (16/3).
Sigit menjelaskan, antara generasi kedua dan ketiga jaraknya 10 tahun. Namun penurunannya lebih cepat generasi ketiga dan popularitasnya tidak setinggi 2G. Penurunan popularitas 3G ini dikarenakan hadirnya 4G.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan 2G juga akan dimatikan di masa depan. Sigit juga menjelaskan ada sejumlah negara yang mulai menghapuskan 3G. Namun juga ada beberapa negara seperti di Asia Pasifik memilih mematikan 2G lebih dulu.
“Di Asia Pasifik maupun Eropa sudah mematikan 2G lebih banyak 3G. Mematikan 3G juga relatif banyak di beberapa negara,” jelas Sigit.
Sementara itu Anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BKPN), Heru Sutadi mengatakan mematikan layanan 3G sudah harus dilakukan.
Menurut Heru, salah satu alasannya adalah layanan data yang digunakan akan tergantikan oleh 4G dan 5G. Termasuk juga teknologi baru seperti Metaverse atau penggunaan AR yang membutuhkan jaringan lebih cepat.
Heru mengingatkan pada saat 3G dihentikan, konsumen harus diberikan sejumlah informasi. Selain itu, kesiapan infrastruktur internet cepat juga harus dilakukan.
“Shutdown 3G wilayah itu enggak ada jaringannya atau malah adanya 2G. Upgrade teknologi jaringan 4G siap dan 5G ada. Misalnya ketika dilakukan shutdown senang, akses internet ada,” tutup Heru.
(Indonesiatech)
Komentar