Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan kebudayaan membawa semangat baru dalam upaya pelindungan, pengembangan pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan nasional.
Sejalan dengan amanat Presiden Republik Indonesia untuk memberikan peran strategis bagi kebudayaan nasional dalam pembangunan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) adalah program yang dijalankan Direktorat Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam bentuk program seniman memberikan pembelajaran kesenian pada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah (SD, SMP, dan SMA/SMK).
Untuk itu, Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), melakukan kegiatan sosialisasi tentang Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) dengan format Diskusi secara Hybrid yang bekerjasama Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Tujuan dari gerakan itu adalah untuk menggalakkan kembali seni budaya lokal di sekolah dan untuk mencintai seni budaya lokal, dan menghasilkan konten dalam rangka penyebarluasan informasi yang dikemas secara menarik untuk dapat disebarluaskan kepada masyarakat.
Acara Forum Pemajuan Kebudayaan dengan tajuk ‘Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) Dalam Menggalakkan Kecintaan Terhadap Seni Budaya Lokal’ yang dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Maret 2002 di Surakarta, Jawa Tengah mendatangkan 5 Narasumber yaitu Drs. Wiryanta M.A. Ph. D.Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan , Drs. Yusmar Setyobudi, M.M., M. PD. Kepala Sekolah SMAN 1 Surakarta, Sutarmo S.Pd., M.Pd. Kepala Sekolah SMPN 1 Surakarta dan Seniman Bambang Prijosusilo.
Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) diharapkan akan mampu menginspirasi, memenuhi pendidikan anak seutuhnya, untuk membangun iklim sekolah yang menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan, dan menguatkan.
Sutarmo, selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Surakarta mengatakan, keberlangsungan budaya lokal & nasional menjadi tanggungjawab kita semua.
Kegiatan GSMS diharapkan juga dapat menciptakan warga sekolah yang dapat mengapresiasi seni budaya yang ada di masyarakat.
Melalui gerakan ini diharapkan juga dapat membantu dan memfasilitasi keterbatasan sekolah dalam menghadirkan guru seni budaya yang selama ini menjadi kendala di satuan pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA/SMK.
Gerakan Seniman Masuk Sekolah tahun 2022 menarget 250 sekolah, yang melibatkan 250 seniman serta 2.500 siswa dan siswi.
Seniman Bambang Prijosusilo berpendapat, Budaya kita dengan nilai-nilai luhur harus dikuatkan dengan realita yang ada dan kejujuran diri kita sendiri di kehidupan sehari-hari. Cintai dan junjung tinggi nilai kebudayaan dengan melaksanakannya disetiap kesempatan.
(Indonesiatech)
Komentar