Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menjelaskan, saat ini Pemerintah tengah memberikan perhatian penuh pada kondisi global akibat dampak perang Rusia-Ukraina.
Menurut Johnny, salah satu dampak potensial ke Indonesia berkaitan dengan ketersediaan bahan bakar minyak dan pangan.
“Pada saat Sidang Kabinet Paripurna, Bapak Presiden menyampaikan secara jelas kepada Anggota Kabinet yang hadir bahwa dunia global dalam keadaan yang kurang baik, sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang masih berlangsung ditambah dengan adanya perang Rusia-Ukraina. Ini memberikan dampak yang besar di berbagai sektor di dunia global dan juga berpotensi besar untuk berdampak pada Indonesia,” papar Menkominfo.
Menurut Johnny, Presiden Joko Widodo juga sudah secara tegas memerintahkan kepada jajaran kabinet agar memperhatikan dampak dari perang Rusia dan Ukraina, terutama perihal ketersediaan pangan dan harga pangan.
“Karena dampak perang itu cukup besar kepada dunia global terkait dengan supply food, khususnya yang diproduksi di Rusia dan Ukraina dan harga-harganya. Kemudian juga dampak terhadap ketersediaan bahan bakar atau energi dan harga bahan bakar, ini juga berdampak pada Indonesia. Sehingga diminta para menteri untuk fokus terhadap dua masalah itu,” jelas Menkominfo.
Johnny menjelaskan, di saat yang sama untuk saat ini Pemerintah masih terus menangani pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
“Pandemi Covid-19 juga memberikan dampak multidimensional terhadap dunia global yang juga berimplikasi pada Indonesia, seperti misalnya disrupsi atau terganggunya supply chain yang mengakibatkan logistik semakin sulit yang akan berdampak juga pada ketersediaan dan distribusi berbagai komoditas di dunia, juga berdampak pada inflasi,” jelasnya.
Johnny menilai, ada banyak negara di dunia saat ini mengalami inflasi tinggi bahkan juga stagnasi.
“Sebagai contoh saja, Amerika Serikat dalam 40 tahun terakhir baru kali ini terjadi inflasi sebesar 7,9% yang tidak pernah terjadi dalam 40 tahun. Uni Eropa juga demikian sekitar 7%, bahkan Argentina dan Turki hampir 50% atau pada kisaran 50% tingkat inflasinya. Di Indonesia, perekonomian kita masih cukup resilient, di mana inflasi kita masih terkendali sesuai yang kita asumsikan dalam asumsi makro kita di kisaran 2% sampai 4%,” pungkas Johnny.
(Indonesiatech)
Komentar