Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendorong petani di Kabupaten Sumba Timur mengadopsi smart farming terpadu berbasis pertanian presisi. Hasil panen bisa meningkat hingga 2-5 ton per hektar melalui alat pertanian pintar.
“Dengan teknologi ini diharapkan bisa menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani,” jelas Ketua Tim Transformasi Digital Pertanian Maritim Logistik (PML) Kementerian Kominfo, Wijayanto saat Sosialisasi Petani Digital 4.0 di Kabupaten Sumba Timur, Kamis (23/06).
Wijayanto menjelaskan, dengan penggunaan Internet of Things (IoT) petani bisa menekan pemakaian pupuk hingga 70% tergantung jenis komoditas dan kondisi lahan.
“Dengan begitu peningkatan hasil panen bisa terjadi hingga 2-5 ton per hektar, karena alat pertanian pintar memberi gambaran pupuk dan keadaan dan kebutuhan unsur hara tanah. Dengan aplikasi petani juga dapat akses pasar secara langsung, sehingga petani mendapatkan harga yang lebih baik dan transparan,” paparnya.
Perangkat yang telah terpasang akan terkoneksi dengan aplikasi pertanian yang dapat diakses melalui platform Android. Sehingga para petani tidak perlu datang ke lokasi, hanya cukup melihat melalui fitur-fitur smartphone yang diinginkan.
Ia berharap, semua rantai nilai pertanian mulai dari penyiapan modal, penyiapan lahan, teknis penanaman, teknis pemeliharaan sampai panen dan pasca panen nantinya semua bisa dilakukan secara digital dan terintegrasi.
Kegiatan sosialisasi tersebut merupakan rangkaian kegiatan pasca survei dan pemasangan perangkat teknologi.
“Pada tahun 2022 ini akan ada tiga lokasi yang akan dilakukan implementasi teknologi digital sektor pertanian, salah satunya di Kabupaten Sumba Timur, tepatnya di Desa Kadumbul dan Desa Kawangu,” pungkas Wijayanto.
(Indonesiatech)
Komentar