Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, melalui peran pemegang Presidensi G20, Indonesia berpeluang memfasilitasi dan mendorong kemajuan diskusi antarpemangku kepentingan baik publik dan privat mengenai beragam isu global termasuk transformasi berbasis digital.
“Pemerintah Indonesia mendapat kehormatan untuk memimpin Presidensi G20 untuk memajukan dialog pemangku kepentingan publik dan swasta tentang isu-isu penting, termasuk proses transformasi berbasis digital seperti yang kita alami saat ini,” ujar Menkominfo Johnny G. Plate saat memberikan sambutan dalam B20-G20 Dialogue: Digitalization Task Force yang dilaksanakan secara hibrida dari Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Kamis (07/07) malam.
Menurutnya, pembahasan isu transformasi berbasis digital secara lintas sektor makin penting seiring peningkatan inovasi teknologi digital dalam menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Saya percaya bahwa kita semua telah menyaksikan bagaimana teknologi digital telah membantu masyarakat kita untuk tumbuh dan pulih setelah Pandemi Covid-19. Meningkatnya pemanfaatan teknologi digital telah menjadi perhatian lebih di seluruh dunia khususnya, karena kita juga menjadi akrab dengan munculnya teknologi supercomputing dan komputasi kuantum, kecerdasan umum buatan, web 5.0 dan tentu saja Metaverse,” papar Johnny.
Menkominfo menjelaskan, ada beberapa poin penting yang harus ditingkatkan dalam digitalisasi dan kemajuan internet di negara berkembang. Dengan kondisi itu, laju digitalisasi pasar global akan menghasilkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
“Dunia saat ini dan seterusnya akan didigitalkan. Digitalisasi akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang besar di tahun-tahun mendatang, dimana valuasi pasar transformasi digital diproyeksikan tumbuh dari sekitar USD520 Miliar pada tahun 2021 menjadi lebih dari USD1,24 Triliun pada tahun 2026,” tutur Johnny.
Menkominfo juga menyatakan ada potensi perluasan bisnis berbasis digital dalam waktu dekat dengan adanya inovasi digital.
“Diperkirakan juga 70% penciptaan nilai baru dalam perekonomian akan didasarkan pada model bisnis berbasis digital pada tahun 2030. Beberapa diantaranya diproyeksikan melalui aplikasi mobi tanpa pengemudi, meningkatkan portabilitas untuk identitas digital melalui web 5.0 dan masih banyak lagi,” paparnya.
Terlepas dari potensi pemanfaatan teknologi yang menjanjikan, Johnny menilai, ekosistem digital perlu memperhatikan beragam tantangan yang ada.
“Salah satunya adalah masih adanya kesenjangan digital, dimana hanya 20% orang yang memiliki akses untuk terhubung ke internet di negara-negara kurang berkembang dan kesenjangan gender di industri digital masih berlanjut di seluruh dunia,” kata Menkominfo mengungkapkan.
Untuk itu, Menkominfo mendorong upaya bersama secara serius dalam menjembatani kesenjangan yang ada. Terutama di tengah pandemi Covid-19 dan situasi geopolitik yang sedang berlangsung yang mengakibatkan terganggunya rantai pasokan makanan dan energi, kenaikan harga yang turut menambah dampak atas krisis ekonomi
“Kita justru berada diambang mempertaruhkan janji manis pada digitalisasi bagi mereka yang tertinggal. Oleh karena itu, meningkatkan pentingnya upaya kolaboratif untuk menghadirkan kesejahteraan publik pun perlu ditingkatkan,” tambahnya.
(Indonesiatech)
Komentar