Keterwakilan perempuan dalam bidang sains, teknologi, teknik, serta matematika (STEM) masih sangat rendah. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate berpendapat, hal ini diakibatkan oleh pembagian peran antargender dalam dunia kerja yang tidak setara.
“Terbatasnya peran perempuan dalam transformasi digital pada dasarnya disebabkan oleh adanya stereotip dan pembagian peran antara laki-laki dan perempuan di dunia kerja,” jelas Menkominfo Johnny G. Plate saat memberikan orasi ilmiah dalam wisuda Sekolah Tinggi Multimedia (STMM) Yogyakarta, Rabu (13/7).
Untuk itu, Johnny pun mendorong kesetaraan gender dalam bidang pendidikan maupun profesi digital di Indonesia.
“Pembagian peran kerja ini menyebabkan partisipasi perempuan di pendidikan tinggi di bidang STEM menjadi rendah. Sebagai implikasinya, jumlah perempuan dalam lapangan pekerjaan digital menjadi sangat terbatas,” papar Johnny.
Menkominfo Johnny G. Plate mengungkapkan, banyak perempuan yang kehilangan pekerjaan selama pandemi Covid-19 karena digitalisasi serta otomatisasi profesi-profesi yang kerap dikaitkan atau didominasi pekerja perempuan.
Di sisi lain, berdasarkan data Bank Dunia pada 2019, perempuan berkontribusi sebanyak 37% terhadap produk domestik bruto (PDB) global. Menkominfo Johnny G. Plate mendorong terbukanya kesempatan setara bagi perempuan, baik dalam pendidikan maupun lapangan pekerjaan, yang seluas-luasnya.
Saat ini, hanya ada 35% mahasiswa perempuan dalam bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika di seluruh penjuru dunia. Sementara itu, hanya 3% perempuan yang berhasil memasuki program studi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Johnny melanjutkan, dari jumlah yang sedikit tersebut, belum tentu semuanya berhasil bersaing dalam mendapatkan pekerjaan di bidang digital ketika sudah lulus.
Padahal, pada 2025 diperkirakan akan muncul 97 juta pekerjaan baru sebagai implikasi dari transformasi digital dalam berbagai sektor kehidupan. Di masa yang akan datang, persaingan dalam dunia kerja diprediksi tidak hanya terjadi antarsesama manusia, tetapi juga dengan mesin dan algoritma. Maka dari itu, menurut Menkominfo, talenta digital Indonesia perlu dipersiapkan sejak dini untuk mengantisipasi ketertinggalan dalam era transformasi digital.
“Di tahun 2030, Indonesia menjadi salah satu powerhouse di Asia Tenggara, diperkirakan akan memiliki 113 juta penduduk berusia produktif. Valuasi digital Indonesia di tahun 2030 tidak kurang dari 315,5 miliar dollar AS atau setara dengan lebih dari Rp4.500 triliun,” pungkas Johnny.
(Indonesiatech)
Komentar