Setelah kurang lebih 26 tahun, Boeing kembali membuat satelit untuk Indonesia. Hot Backup Satellite (HBS) itu dipastikan meluncur tepat waktu pada kuartal pertama 2023.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate berjumpa dengan Ryan Reid selaku President Boeing Satellite Systems di Los Angeles, Amerika Serikat, Senin (25/7) waktu setempat atau Selasa (26/7).
26 tahun lalu pada tahun 1996, Indonesia meluncurkan satelit Palapa C2 bersama Boeing. Setelah itu, Indonesia berganti kontraktor lain dan akhirnya kini kembali lagi ke Boeing Satellite Systems.
“Mengonfirmasi bahwa HBS 150 Gbps yang sedang diproduksi di Boeing Satellite akan diluncurkan tepat waktu. Kita berharap operasi komersil September 2023. Peluncuran direncanakan kuartal pertama 2023, paling lambat di akhir April awal Mei 2023,” papar Johnny.
Ada pun satelit HBS ini nantinya akan memiliki kapasitas 150 Gbps, yang mana 80 Gbps akan dipakai untuk 150 ribu titik layanan publik di Indonesia. 70 Gbps sisanya untuk negara Asean lain yang berminat yaitu Filipina dan Malaysia.
Satelit HBS akan memperkuat Satria-1 yang sedang dibikin di Thales Alenia Prancis dengan kapasitas 150 Gbps, sehingga total Indonesia akan punya kapasitas 230 Gbps dari Satria-1 dan HBS.
“HBS Boeing ini akan dilengkapi dengan satelit Satria-1 yang diproduksi Thales di Prancis dengan kapasitas yang sama 150 Gbps untuk 150 ribu titik layanan di Indonesia,” papar Menkominfo.
Johnny Plate jug amengatakan, kondisi pandemi dan kondisi politik dunia tidak menghalangi langkap pemerintah RI membangun infrastruktur digital. Skema biaya menggunakan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) melalui PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN).
“Kita berharap peluncuran di Cape Canaveral di Florida tidak menghadapi hambatan sehingga bisa ditempatkan di orbit tepat waktu dan lancar,” kata dia mengenai posisi slot orbit 113 Bujur Timur.
Ia menambahkan, satelit ini didukung dengan 18 stasiun Bumi di Indonesia pada 14 lokasi. Gateway utama ada di Cikarang dan pendukungnya ada di Banjarmasin. Penggunanya nanti ada sekolah, fasilitas kesehatan, layanan kamtibmas seperti polisi dan daerah 3T.
Ryan Reid menjamin Indonesia mendapatkan teknologi terkini untuk satelit HBS ini. Satelit HBS memakai teknologi High Troughput Satellite (HTS) dengan teknologi pemrosesan digital terbaru dengan desain dan komponen berdasar satelit Boeing 702.
“Lebih fleksibel untuk komunikasi kecepatan tinggi ke berbagai pulau di Indonesia,” jelas Ryan.
(Indonesiatech)
Komentar