Pada zaman serba digital seperti sekarang ini, data bisa menjadi sumber energi bagi ekonomi digital. Perkembangan interkonektivitas seperti internet telah memaksimalkan potensi teknologi baru seperti big data, blockchain, dan artificial intelligent yang berbasiskan data.
“Data ibarat koin yang harus kita masukkan sebelum kita dapat menikmati produk digital. Seperti halnya listrik, data saat ini adalah sumber energi bagi ekonomi digital,” jelas Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan dalam rangkaian lokakarya 3rd Digital Economy Working Group Meeting (DEWG) G20 di Labuan Bajo, Jumat (22/7).
Menurutnya, setiap negara telah mengembangkan tata kelola pelindungan data menurut sistem hukum dan budaya masing-masing.
“Lokakarya ini mendorong semua anggota G20 bertukar pandangan dan pemahaman tentang tata kelola data dan aliran data. Kepercayaan perlu digunakan untuk mengatasi kurangnya kerangka hukum dalam pelindungan data pribadi,” paparnya.
Senada, Sekjen Kemkominfo sekaligus Chair DEWG, Mira Tayyiba menyebutkan, anggota G20 memiliki keinginan yang sama untuk melanjutkan diskusi mengenai data.
“Dimotivasi oleh pertumbuhan internet yang terus meningkat, maka kita semua memiliki kepentingan untuk tata kelolanya, terutama dalam penerapan pertukaran data antar pemerintah,” jelas Mira.
Ia mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi aktif menuju pemahaman yang lebih seimbang mengenai operasionalisasi Data Free Flow with Trust (DFFT) dan Cross Border Data Flow (CBDF).
“Saya sangat berharap workshop hari ini dapat menjadi momen bagi kita untuk saling belajar bagaimana melangkah maju dengan tata kelola data DFFT dan CBDF,” tambah Mira.
(Indonesiatech)
Komentar