Dirjen Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mengabarkan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Steam, platform game online populer yang sebelumnya diblokir karena belum lakukan pendaftaran sistem elektronik (SE) yang dioperasikannya.
“Mereka sudah mengontak kita dan sekarang sudah terjadi korespondensi. Steam, DOTA 2, dan Counter-Strike menyatakan sedang memproses (pendaftaran SE),” jelas Semuel dalam konferensi pers secara daring, Minggu (31/7).
Ia berharap dalam waktu dekat ini ketiga platform game online tersebut bisa segera melakukan pendaftaran PSE yang dioperasikannya kepada Kemenkominfo, sehingga pemblokiran aksesnya bisa juga segera dicabut.
“Kami selalu membuka peluang bagi siapapun yang ingin menjadi bagian dari ekosistem digital Indonesia. Kita membuka baik itu yang asing maupun dalam negeri. Tetapi, peraturan adalah peraturan. Di mana kita berpijak, di situlah langit dijunjung. Setiap negara punya aturannya,” jelas Semuel.
Selain itu, ia juga menegaskan aturan aturan penyelenggara sistem elektronik (PSE) ini dibuat dalam rangka menciptakan ruang digital yang kondusif, aman dan nyaman, agar pertumbuhan ekonomi digital Indonesia bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Khusus untuk Paypal yang juga diblokir, Kominfo secara khusus telah membuka kembali aksesnya hanya sampai 5 Agustus mendatang. Semuel menyampaikan, pembukaan akses sementara ini dilakukan untuk memberi kesempatan kepada pengguna Paypal melakukan migrasi dananya.
“Kami sudah membuka sementara Paypal per jam 8 pagi tadi, proses pembukaannya sudah dilakukan. Ini kami buka untuk memberikan kesempatan pada masyarakat untuk melakukan migrasi, supaya uangnya tidak hilang. Saya harapkan masyarakat benar-benar memanfaatkan waktu lima hari kerja ini untuk melakukan migrasi. Sudah banyak aplikasi yang bisa digunakan untuk migrasi. Kita sudah punya banyak layanan digital untuk pembayaran, banking juga suda ada. Jadi silahkan untuk migrasi sistem pembayarannya,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar