Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk menyukseskan program ASO.
“Pak Presiden (Joko Widodo) sudah mencanangkan mempercepat transformasi digital dan itu bisa terjadi kalau migrasi siaran analog ke digital ini selesai,” kata Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, Geryantika Kurnia dalam Webinar Sosialisasi ASO dan Seremoni Penyerahan Bantuan STB Kementerian Kominfo RI bersama Komisi I DPR RI dari Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/07).
Ia mengatakan, pelaksanaan program ASO akan memungkinkan digital dividenddan bisa menghemat penggunaan spektrum frekuensi radio memungkinkan pemanfaatan untuk layanan internet broadband atau internet kecepatan tinggi, seperti jaringan 5G yang telah diujicoba di beberapap kota, termasuk pada saat MotoGP Mandalika pada Maret 2022 lalu.
“Sebab, setiap satu frekuensi kanal siaran analog bisa dipergunakan untuk 6-12 siaran digital, tergantung ukuran kanalnya. Jumlah frekuensi yang digunakan untuk TV analog saat ini hampir 378. Gara-gara efisiensi dari satu frekuensi bisa digunakan enam sampai 12 itu, jumlah TV sekarang 697 karena (migrasi) tv analog itu bisa dimasukkan dalam frekuensi hanya 172,” helas Geryantika.
Ia juga menjelaskan bahwa digital dividend juga bisa dipergunakan untuk menambah cakupan jaringan internet ke berbagai wilayah yang belum terjangkau siaran TV analog, terutama daerah di daerat terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
“(masalah) itu bisa selesai jika ASO selesai pada 2 November 2022. Makanya jangan sampai ditunda-tunda karena itu amanat Undang-Undang (UU). Presiden, pemerintah dan DPR yang membuat itu, jangan sampai dilanggar,” sambungnya.
Lebih lanjut, Direktur Geryantika menjelaskan tersedianya tambahan jaringan dan kecepatan internet, sebagai dampak positif program ASO, akan menimbulkan efek berganda (multiplayer effect).
“Misalnya menyediakan lapangan pekerjaan sebagai pembuat konten (content creator) memasak hingga berjualan di media sosial tanpa harus mengeluarkan biaya untuk menyewa tempat,” jelasnya.
Direktur Penyiaran Ditjen PPI Kementerian Kominfo menyatakan lapangan pekerjaan itu dinilai bisa dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak sekolah hingga ibu rumah tangga yang ingin memasarkan kue atau produk masakannya.
“Kalau internetnya sudah merata, potensi ekonominya bisa jadi seluruh Indonesia. Jadi bukan sekedar hanya migrasi analog ke digital,” pungkas Direktur Geryantika.
(Indonesiatech)
Komentar