Jurnalisme televisi di era serba digital seperti saat ini dinilai tidak hanya menghadapi tantangan pengembangan kualitas hasil karya jurnalistik, melainkan juga terkait dengan kompetensi Industrinya.
Hal itu dijelaskan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate dalam sambutan dalam Perayaan Hari Ulang Tahun ke-24 Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), yang berlangsung secara hibrida dari Gedung Dewan Pers, Jakarta, pada Selasa (9/0) malam.
“Itu tantangan era sekarang yang harus kita pahami bersama. Makanya, dalam mewujudkan cita-cita reformasi, kita harus open minded (berfikiran terbuka) dan globe minded (berfikiran global). Tidak bisa kita persempit,” kata Menkominfo.
Johnny Plate juga menjelaskan, tantangan tersebut menjadikan industri pertelevisian berperan penting untuk mendukung pengembangan jurnalisme positif. Oleh karena itu, ia berharap para pelaku industri pertelevisian bisa hadir atau berpatisipasi dalam acara yang melibatkan IJTI, seperti peringatan HUT IJTI di, tahun-tahun berikutnya.
“Saya ingin nanti berikutnya industrialis hadir juga, supaya kalau kita berbicara terkait perubahan dan antisipasi, itu betul-betul juga didukung oleh industrialisnya. Jangan hanya pegang sempoanya saja, tetapi kita melihat konteks secara menyeluruh tingkat persaingan perubahan kompetisi di era sekarang,” jelas Johnny.
Menurutnya, sebagai media mainstream konvensional, pelaku industri pertelevisian harus mewaspadai keberadaan media Over-the-Top (OTT) yang melangkahi platform televisi kabel, televisi siaran dan media online mainstream lain. Karena OTT akan membuat kontrol media atas konten yang dikonsumsi oleh masyarakat semakin mengendur.
“Itu tantangan real media mainstream konvensional, tantangan real jurnalisme pertelevisian, tantangan real IJTI dan industri pertelevisian kita. Tidak bisa kita hindari,” tutur Menkominfo.
Selain itu, Johnny juga mengatakan, jurnalisme positif dan kemerdekaan pers selalu harus dikaitkan dengan perubahan-perubahan ini seiring perkembangan teknologi yang membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat.
“Suatu keputusan besar yang harus diambil bersama-sama. Itulah jurnalisme positif dan kebebesan kemerdekaan pers,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar