Pemerintah melalui Kementerian Kominfo membangun jaringan Base Tranceiver Station atau BTS agar merata di seluruh Indonesia sebagai upaya percepatan transformasi digital. Penyediaan akses internet tidak hanya berfokus pada wilayah urban, tetapi juga di pelosok desa berpemukiman serta wilayah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T).
Anang Achmad Latif selaku Direktur Utama BAKTI Kominfo menjelaskan, pembangunan ini merupakan bagian dari percepatan transformasi digital di Tanah Air, yang pembangunan infrastrukturnya dimandatkan kepada BAKTI Kominfo.
“Pemerintah melakukan pemerataan pembangunan dengan dasar no one will be left behind. Saat ini, rata-rata progres pembangunan BTS 4G Fase 1 adalah 86% dimana 1.900an lokasi telah on air dari target 4.200 lokasi pada tahun 2022,” paparnya dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media nasional di Pulau Rinca, Labuan Bajo, NTT (13/08).
Anang Latif mengatakan, pembangunan BTS 4G didukung alokasi dana APBN secara bertahap yang disesuaikan dengan kemampuan fiskal pemerintah.
“APBN yang dialokasikan untuk pembangunan 4.200 BTS 4G sebesar Rp11 Triliun. Salah satu komponen terbesar untuk biaya logistik pengiriman material, karena banyak lokasi pembangunan yang belum terdapat infrastruktur fisik dasar, seperti jalan, sehingga harus ditempuh dengan menggunakan helikopter,” kata dia.
Menurut Anang, pembangunan infrastruktur digital di desa-desa terpencil bukan hal yang mudah. Tantangan kondisi geografis alam, persoalan logistik, transportasi, dan ketersediaan SDM menjadi kendala tersendiri.
“Sehingga pengiriman material ke lokasi BTS 4G banyak dilakukan dengan berjalan kaki dan menggunakan gerobak atau menggunakan perahu-perahu tradisional untuk menyeberangi lautan atau sungai-sungai,” paparnya.
Tower BTS merupakan langkah awal transformasi digital agar seluruh Indonesia terkoneksi. Pemerintah menargetkan 90% seluruh wilayah Indonesia terhubung oleh data dan bisa mengakses Internet.
(Indonesiatech)
Komentar